MINA,UJUNGJARI.COM– Puncak pelaksanaan ibadah baji akan berlangsung kurang dari dua hari lagi. Jemaah Calon Haji (JCH) Indonesia, terutama yang berusia lanjut atau lansia diminta menjaga kesehatan jelang wukuf Arafah.

CEO Travel Haji, Tazkiyah Tour, Ahmad Yani Fachruddin mengatakan wukuf di Arafah adalah salah satu rangkaian sekaligus rukun haji yang harus dilakukan setiap jemaah haji.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ahmad Yani mengatakan Mahkamah Agung Arab Saudi menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada 16 Juni 2024 yang artinya sehari lebih cepat dari Iduladha Indonesia. Pengumuman tersebut bersamaan dengan penetapan hari Arafah 2024.

“Hari Arafah pada hari Sabtu, 15 Juni 2024, sedangkan Minggu, 16 Juni akan menjadi hari pertama Idul Adha,” bunyi pernyataan Mahkamah Agung Arab Saudi,” pungkas Yani.

Pada dasarnya, hari Arafah bertepatan dengan 9 Zulhijah setelah matahari tergelincir. Berdasarkan hasil pemantauan hilal Arab Saudi, wukuf di Arafah 2024 berlangsung pada hari Sabtu, 15 Juni mendatang.

Hal itu disampaikan Dokter Pendamping Kesehatan Tazkiyah Konsorsium Himpuh 208 jamaah haji, dr Wachyudi Muchsin SKed SH MKes atau Dokter Koboi panggilan akrabnya, Jumat (14/6).

Kata dia, menjaga kesehatan jelang Wukuf Arafah dengan mengurangi aktivitas di luar tenda atau hotel dan rutin minum air putih.

“Agar tidak jenuh kurangi aktivitas luar tenda perbanyak doa dan banyak minum air putih. Tak lama lagi, jemaah haji Indonesia akan menjalankan puncak Ibadah Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Wukuf di Arafah akan berlangsung pada 9 Zulhijjah atau 15 Juni 2024 waktu Arab,” ujar Dokter Yudi.

Untuk menghadapi fase Armuzna, sambung Dokter Yudi, jemaah haji harus menyiapkan fisik, mental dan kesehatan agar seluruh rukun wajib haji bisa dilaksanakan dengan lancar.

Saat cuaca panas perlu waspadai Heat Stroke merupakan kondisi paling berat pada tubuh akibat cuaca panas karena tubuh tidak dapat mengontrol suhu badan. Suhu badan meningkat dengan cepat hingga 41° C dalam 10 sampai 15 menit dan tubuh sudah tidak dapat mengeluarkan keringat.

Heat Stroke dapat memperberat kondisi jamaah yang sedang sakit dan menyebabkan koma sampai kematian.

Kondisi ini dapat dialami siapa saja, tetapi risiko bayi dan lansia mengalami heatstroke cenderung lebih tinggi imbuh dokter yudi yang juga Kabag humas UIM makassar ini.

Dokter Yudi menyampaikan agar seluruh pendamping haji menggencarkan edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan.

“Tujuannya, muncul kesadaran dari jemaah haji bahwa fase armuzna diperlukan persiapan kesehatan sebab 85 persen aktivitas fisik saat wukuf,” imbuh dokter Yudi. (pap)