ikut bergabung

Profil Komisaris BSI Felicitas Tallulembang: Penggagas Jamkesda, Sembilan Kali Berhaji


Felicitas Tallulembang (Foto: int)

Nasional

Profil Komisaris BSI Felicitas Tallulembang: Penggagas Jamkesda, Sembilan Kali Berhaji

JAKARTA,UJUNGJARI.COM–Komisaris Bank Syariah Indonesia (BSI), Felicitas Tallulembang viral setelah Muhammadiyah menarik dananya dari BSI sebesar Rp13 triliun. Siapa sebenarnya sosok Felicitas Tallulembang?

Felicitas merupakan politisi Partai Gerindra. Pemilu 2014, ibu dua anak ini dipercayakan menjadi calon anggota legislatif di daerah pemilihan Sulawesi Selatan III.

Pada Pemilu Februari lalu, istri mantan Bupati Sinjai, HA Rudiyanto Asapa itu kembali bertarung di daerah pemilihan Sulsel II untuk caleg DPR RI. Sayangnya Felicitas gagal ke senayan meskipun Gerindra meraih dua kursi di dapil ini.

Sebelum terjun ke panggung politik, Felicitas berprofesi sebagai dokter. Tetapi ia tidak sebatas dokter yang selalu berhadapan dengan pasien. Ia juga kerap menemui masyarakat, terutama di pedesaan.

Perempuan kelahiran Rantepao, 6 November 1959 ini merasakan betapa tidak mudahnya masyakat mendapatkan layanan kesehatan, sama tidak mudahnya anak-anak mereka memperoleh layanan pendidikan yang memadai.

Dokter Sita, begitu ia biasa disapa, pernah menjadi Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Galesong Utara, Kabupaten Takalar. Penduduk di wilayah ini mayoritas nelayan.

Selama bertugas di sana, ia melihat realitas yang memilukan. Penghasilan masyarakat hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tahun berganti, tapi hidup mereka tetap seperti sebelumnya. Tak ada perubahan yang berarti dalam pola hidup mereka.

Pengalaman mendebarkan pernah ia rasakan saat bertugas di daerah ini. Masa itu ada program ABRI Masuk Desa Manunggal KB (Keluarga Berencana).

Baca Juga :   Bank Syariah Indonesia Kenalkan Produknya ke ASN Sidrap 

Dokter Sita bersama tenaga medis lainnya ditugasi memasang alat kontrasepsi KB. Suatu ketika ia melakukan pemasangan susuk pada ibu-ibu di kampung itu.

Sehari berselang, para suami datang. Ada yang bawa parang, meminta ia melepaskan kembali susuk di tubuh isterinya.

Tak ingin berurusan dengan suami-suami yang marah, permintaan itu ia penuhi. Seiring berjalannya waktu, karena kedekatannya dengan masyarakat, banyak suami yang mengantarkan sendiri isterinya untuk dipasangi susuk KB.

Atas kejadian itu, ia dinobatkan sebagai juara satu dalam Penyuluhan KB tingkat nasional.

Di tengah kegiatannya sebagai dokter, ia mendapat tawaran menjadi tenaga medis Biro Perjalanan Haji Tiga Utama. Ia diminta mendampingi jamaah Tiga Utama menjalankan ibadah haji. Kesempatan itu sekaligus dia manfaatkan untuk berhaji.

Sembilan kali musim haji ia menjadi pendamping jamaah, selama itu pula dr Sita melaksanakan ibadah haji.

dibaca : 575

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Nasional

Populer Minggu ini

Arsip

To Top