GOWA, UJUNGJARI.COM — Sebanyak 1.000 bibit pohon meliputi tiga jenis bibit pohon ditanam di atas lahan kritis di Dusun Bontojai, Desa Borissallo, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Rabu (5/6) pagi.

Penanaman pohon ini dipimpin Wakil Bupati Gowa Abdul Rauf Malaganni dihadiri Pj Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Gowa Abdul Karim Dania, para pimpinan Forkopimda serta jajaran pimpinan SKPD dan para Camat lingkup Pemkab Gowa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

1.000 bibit pohon yang ditanam terdiri dari
bibit pohon mahoni 900 pohon, bibit eboni 50 pohon dan bibit bitti 50 pohon. Seribuan bibit pohon ini ditanam dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang ditandai pencanangan Sulsel Menanam.

Dalam kegiatan pencanangan Sulsel menanam ini, Pemkab Gowa ilut andil melakukan penanaman di lahan kritis kawasan hutan Bontojai.

Wakil Bupati Gowa Abdul Rauf Malaganni mengatakan penanaman pohon ini difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi dan ketahanan terhadap kekeringan.

“Pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan sekaligus meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrim. Pemulihan juga meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim,” kata Rauf disaat membacakan sambutan seragam Menteri Lingkungan Hidup RI Sitti Nurbaya.

Disebutkan Rauf, Menteri LH menekankan upaya pemulihan dari degradasi lahan itu sangat penting. Lahan bisa menjadi ruang hidup manusia, menyediakan makanan, pakaian dan tempat perlindungan.

“Lahan mendukung perekonomian kehidupan dan mata pencaharian. Untuk itu perlu ditingkatkan ambisi dan investasi dalam upaya pemulihan lingkungan serta memberikan momen terobosan besar bagi perbaikan lahan sebagai upaya untuk mengantisipasi kekeringan,” tegas Menteri LH disampaikan Wabup Gowa.

Disebutkan, pemulihan berkaitan langsung dengan upaya penyelesaian krisis iklim, olehnya itu dibutuhkan inovasi dan prinsip keadilan.

“Melalui investasi dalam pemulihan lahan dan ketahanan terhadap kekeringan kita tidak hanya mengantisipasi masalah degradasi lingkungan tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim,” kata Rauf yang akrab disapa dengan sebutan Karaeng Kio ini.

Rauf juga menyampaikan, restorasi lahan juga diperlukan karena selain menghasilkan manfaat ekosistem yang signifikan juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keberlanjutan sosial, kesejahteraan masyarakat.

“Namun pendekatan ini juga harus didasarkan pada prinsip keadilan, memastikan bahwa manfaat dirasakan oleh semua pihak, termasuk komunitas lokal dan masyarakat adat,” tambahnya.

Disebutkan, dari tahun ke tahun capaian pengurangan emisi Indonesia terus meningkat. Tahun 2014 dan 2015 tidak ada pengurangan emisi, yang terjadi justru penambahan emisi. Dalam catatan sejak 2010 hingga 2015 dan 2019 terjadi pengurangan emisi yang cukup fluktuatif.

“Pada kurun waktu 2020-2022 terjadi pengurangan emisi yang signifikan dan menjadi relatif stabil yaitu diatas 40 persen,” tambah Wabup.

Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa Azhari Azis mengatakan penanaman pohon ini melibatkan seluruh ASN lingkup Pemkab Gowa.

“Secara khusus, penanaman ini sebagai upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung produktifitas dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan serta pelestarian lingkungan hidup,” kata Azhari. –