GOWA, UJUNGJARI.COM — Pj Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh mengimbau agar seluruh bupati dan walikota mampu melakukan langkah konkret yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Misalnya, dengan turun langsung ke pasar, serta memberikan subsidi harga.
Hal itu dikatakan Zudan berdasar soal inflasi. Dimana inflasi ini berdampak langsung ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Inflasi ini berdampak langsung kepada masyarakat, jadi tolong setelah ini TPID melakukan langkah konkret. Mulai minggu depan harus turun ke pasar. Selain itu, juga lakukan subsidi harga pasar seperti lakukan pasar murah. Jika ini kita lakukan tiap minggu inflasi Sulsel mampu terkendali dan bisa melihat posisi nasional kita dimana dibandingkan dengan provinsi lain,” tandas Pj Gubernur Sulsel.
Hal ini disampaikan Pj Gubernur Sulsel saat membuka High Level Meeting Pengendalian Inflasi jelang Hari Raya Idul Adha tingkat Provinsi Sulawesi Selatan dihadiri para bupati dan walikota di kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Selatan, Makassar, Selasa (4/6) lalu.
Terkait itu Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan turut menyumbang strategi menekan inflasi. Adnan menilai perlu adanya daftar stok komoditas pangan dari setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. Tujuannya agar menjadi rujukan untuk mengetahui ketersedian stok pangan pada masing-masing daerah.
Menurut Adnan, daftar stok komoditas pangan ini sebaiknya dikelola Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan adanya daftar tersebut, masing-masing pemerintah daerah bisa mengetahui mana daerah yang memiliki stok komoditas pangan yang lebih atau sebaliknya. Hal ini pun akan membantu pemerintah daerah melakukan upaya pengendalian inflasi, sebab lewat daftar stok komoditas pangan yang ada kelangkaan stok dapat diatasi.
“Karena daerah yang kekurangan stok atau mengalami kelangkaan komoditas bisa bekerjasama dengan daerah yang memiliki stok berlebihan, sehingga tidak terjadi lagi yang namanya kekurangan stok sebagai penyebab inflasi,” kata Adnan.
Adnan lalu mencontoh, Pemerintah Kabupaten Gowa dalam menangani pengendalian inflasi.
“Gowa dalam mengendalikan inflasi, melakukan kerjasama antar daerah untuk pemenuhan stok pangan yang langka. Kerjasama ini dilakukan setelah sebelumnya melakukan identifikasi stok komoditas yang ada di masing-masing daerah. Kami pernah mengalami kekurangan stok bawang dan cabai, makanya kita lakukan kerjasama dengan Enrekang yang berlebih komoditasnya. Dimana, kita beli produksinya, kita siapkan kendaraannya dan menyiapkan cool storage. Ini kita lakukan dengan inisiatif sendiri, tapi jika ada data dari provinsi maka akan lebih mudah lagi bagi kita di daerah, dan bisa dilakukan perencanaan yang jelas,” tutur Adnan.
Dalam miting level pimpinan ini, Adnan juga mengusulkan agar Kabupaten Gowa dijadikan rujukan harga berlaku untuk komoditas pangan, di luar Kota Makassar. Apalagi, Kabupaten Gowa saat ini telah menjadi salah satu daerah sentra produksi dan pemasok utama di Kota Makassar.
“Kami mengusulkan agar Gowa dijadikan rujukan harga berlaku, bukan hanya ikut terus di Makassar. Kami yakin dan percaya jika Gowa juga dijadikan rujukan harganya bisa lebih murah, karena kita yang jadi pemasok dan suplai ke Makassar selama ini. Kita adalah sentra produksi, tidak mungkin kita yang sentra produksi harganya lebih tinggi,” tegas Adnan.
Dijelaskan Adnan, stok komoditas di Kabupaten Gowa yang mempengaruhi inflasi yakni, bawang merah, cabai besar, cabai rawit dan cabai keriting. Hanya saja hingga saat ini komoditas tersebut masih aman.
Saat ini ketersediaan bawang merah sebanyak 143,6 ton, kemudian cabai besar sebanyak 908 ton, cabai rawit sebanyak 2.279 ton dan cabai keriting sebesar 723 ton. Sejumlah upaya dilakukan Pemerintah Kabupaten Gowa dalam mengatasi inflasi diantaranya membuat gerakan menanam cabai serta dilakukan penanaman cabai di 18 kecamatan.
Program lainnya yakni bantuan nursery dalam bentuk bantuan pembibitan untuk cabai dan bawang merah yang hasilnya bisa dibagi ke petani dan masyarakat di sekitar pembibitan tersebut. Program lainnya yakni Pekarangan Pangan Lestari (P2L).-