MAKALE, UJUNGJARI–Penutupan obyek wisata (Obwis) Buntu Sarira gegara kerap terjadi pencurian barang bawaan wisatawan lokal juga tempat muda-mudi perbuatan asusila.

Ditengah Pemda Tana Toraja optimalkan sumber pendapatan asli daerah sektor pariwisata penutupan obwis tidak tepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemda sebagai pengelola obwis sedini mungkin harusnya antisipasi kejadian kerawanan Kantibmas sehingga terjaga kenyamanan pengunjung, terang Ketua Komisi tiga DPRD Tana Toraja, Kendek Rante, Sabtu (1/6).

Menurut legislator fraksi Golkar ini harusnya Pemda jadikan contoh penutupan obwis Pango-Pango sebelumnya kedjadian serupa di obwis Buntu Sarira penerimaan retribusi drastis turun.

Pemda harusnya kerjasama pihak kepolisian dan Satpol PP perketat pengamanan sembari tingkatkan fasilitas dan patroli di obwis bukan malah ditutup, ujar Kendek Rante.

Sebelumnya Kadis Pariwisata Tana Toraja, Adelheid Sosang jelaskan penutupan obwis Sarira hanya sementata.

Keputusan ini dilakukan setelah serangkaian kejadian dialami pengunjung dari Belopa, Luwu,  kecurian hingga BBM motornya dikuras, termasuk ditemukan alat kontrasepsi kondom dan tissue magic di sekitar Menara Pandang Obwis Buntu Sarira.

Penutupan sementara itu dititik 2 Buntu Sarira dan Menara Pandang sebab juga dilakukan lanjutan pekerjaan fisik dan titik 1 masih dibuka.

Selain dugaan terjadi perbuatan tidak terpuji, juga dilakukan lanjutan pekerjaan fisik Menara Pandang, imbuh Adelheid.

Pantauan media ini dijalan masuk Obwis Buntu Sarira jalur menara pandang Bhabinkantibmas Polsek Makale bersama warga sudah pasang palang bambu dan memasang himbauan penutupan sementara (agus).