GOWA, UJUNGJARI.COM — Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa Abdul Rauf Malaganni mengatakan, dari banyaknya inovasi percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Gowa ternyata banyak pula membuahkan hasil dengan penurunan angka stunting.
Terbukti pada 2022 lalu, prevalensi stunting Kabupaten Gowa berada pada angka 33 persen, dan pada tahun 2023 menurun menjadi 21,1 persen. Dan pencapaian tersebut lebih rendah dari prevalensi stunting di Sulawesi Selatan, bahkan nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Penurunan yang sangat signifikan ini bisa kita capai karena kolaborasi dan kerja sama dari semua pihak. Tentunya kedepannya kolaborasi ini harus kita pertahankan karena sebenarnya yang paling berat ini adalah mempertahankan trend penurunan itu,” kata Rauf yang juga Wakil Bupati Gowa, Kamis (30/5) lalu.
Rauf juga berharap, para pimpinan SKPD terkait harus melanjutkan perannya masing-masing dan terus berinovasi demi upaya zero stunting menjelang Indonesia emas 2045 mendatang.
Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa telah menggagas sejumlah inovasi sebagai upaya dalam menurunkan prevalensi stunting.
Apalagi penanganan stunting tersebut dianggap telah menjadi tanggung jawab bersama.
“Alhamdulillah prevalensi stunting di Gowa sudah menurun dari 33 persen menjadi 21,1 persen. Semoga semakin turun hingga 14 persen target nasional, ” tambah Rauf.
Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa Sofyan Daud saat hadir pada Penilaian Kinerja Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2024 (Locus tahun 2023), di Swis-Bellin Hotel Makassar, Kamis (30/5) lalu tampil memaparkan sejumlah pencapaian penanganan Stunting.
“Pendekatan dalam percepatan penurunan stunting ini harus konvergensi sesuai dengan tanggung jawab masing-masing SKPD. Itu yang kami tekankan pada peran-peran SKPD terkait selama ini,” jelas Sofyan.
Kadis Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Gowa ini, mengatakan sejumlah inovasi yang telah dikembangkan dalan penurunan angka stuntung diantaranya, Inovasi Gemarikan (Gemar Makan Ikan), Inovasi Gassing Nganre, Inovasi Bunziga (Kebun Gizi Keluarga), Inovasi Pedati (Peduli Anak Stunting), Inovasi Duren Susiku (Dukungan Keren Suami Siagaku) dan Gerakan Ratu Lebah atau Pengawasan Ibu Hamil Ingat Minum Tablet Tambah Darah.
“Alhamdulillah hasilnya cukup menggembirakan, jadi proses tidak akan mengkhianati hasil. Karena prevalensi stunting kita turun berkat inovasi-inovasi yang kita lakukan. Selain itu, kita juga fokus pada 100 hari pertama kehidupan, hingga kelengkapan imunisasi pada anak,” kata Sofyan. –