Site icon Ujung Jari

Gunakan Teknologi Tepat Guna, Raja Madu Gowa Raih Peringkat 2 Terbaik Pinoti se Indonesia

GOWA, UJUNGJARI.COM — Industri Kecil Menengah (IKM) Lontara Raja Madu Kabupaten Gowa, Sulsel, berhasil meraih predikat 2 Terbaik se Indonesia dari 211 IKM se Indonesia yang lolos sebagai peserta Pinoti 2024.

Pinoti adalah program Penguatan Industri Melalui Optimalisasi Teknologi yang telah dibuka Kementrian Perindustrian RI sejak tahun 2023. Pinoti ini dibuka untuk menumbuhkan dan memperkuat kemampuan Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui optimalisasi teknologi.

Dari 211 IKM se Indonesia yang mengikuti program ada dua IKM berasal dari Sulsel yang lolos masuk ke top 20 atau masuk kurasi akhir. Yakni Lontara Raja Madu asal Kabupaten Gowa dan satu lagi IKM asal Kota Makassar.

Dalam ajang tersebut, IKM asal Gowa ini ternyata menduduki peringkat 2 Terbaik. Hal itu mengemuka dari hasil akhir program tersebut setelah tahap Bootcamp Pinoti yang digelar di Bali pada pertengahan Mei lalu. Dari predikat ini, Lontara Raja Madu
berhak mendapatkan pendampingan selama kurang lebih enam bulan dari Kementerian Perindustrian RI.

Pemilik brand Lontara Raja Madu Ariani saat ditemui di rumah produksinya di Kampung Jangka, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Jum’at (31/5/2024) siang mengatakan dalam kompetisi Pinoti yang diikutinya pada Mei lalu menempatkan IKM yang dimilikinya itu berhasil mendapatkan pengakuan terbaik dari Kementrian Perindustrian untuk kategori rumah industri yang menggunakan teknologi tepat guna.

“Alhamdulillah, IKM kami ini lolos sebagai peserta Pinoti Kementerian Perindustrian tahun 2024. Predikat terbaik kedua ini kami raih setelah melalui beberapa tahap seleksi yang diikuti oleh 211 IKM dari seluruh Indonesia. Seleksi ini melalui lima kurasi atau tahapan. Dan Alhamdulillah IKM
kami sebagai perwakilan Kabupaten Gowa berada di peringkat kedua setelah hasil akhir atau kurasi akhir tahap boot camp Pinoti di Bali pada Mei lalu, dan atas predikat itu, IKM kami berhak untuk mendapatkan pendampingan selama kurang lebih enam bulan dari Kementerian Perindustrian,” kata Ariani.

Dikatakan Ariani, untuk 20 IKM yang dinyatakan lolos pada kurasi akhir tersebut nantinya akan mendapatkan bimtek lanjutan.

“Iya jadi pasca kegiatan boot camp sebelumnya itu, kami juga akan mengikuti bimtek terkait manajemen produktivitas industri yang dilaksanakan pada 11-14 juni mendatang di Surabaya. Alhamdulillah banyak ilmu yang kami dapat selama mengikuti tahapan kurasi boot camp kemarin, antara lain bagaimana optimalisasi katalog digital, media sosial dan digital marketing dengan bantuan ‘Robot’ yang difasilitasi oleh Kementrian Perindustrian. Bagaimana mencari solusi dan inovasi dari setiap masalah. Bagaimana memanfaatkan TRIZ 4.0 dan rekayasa teknologi untuk meningkatkan produktivitas, ” kata Ariani mengisahkan kegiatannya yang diperolehnya selama ikut kompetisi Pinoti tersebut.

Ariani menjelaskan, IKM Lontara Raja Madu lolos dan meraih juara karena dinilai telah berhasil menggunakan teknologi tepat guna dan sebagian besar teknologi yang dipunyainya merupakan bantuan dari Dinas Koperasi dan UKM Gowa sebagai pembina.

Dalam kompetisi Pinoti itu juga, kata Ariani, dirinya membawa brand produksi yakni madu.

“Jadi penilaian utama di kompetisi ini adalah produk. Dimana sasaran penilaian adalah bahwa apa sih bedanya madu kami dengan produksi madu-madu yang ada di luaran. Dan produk madu kami ini memang standar bagus karena telah diproduksi dengan melalui proses teknologi tepat guna itu. Dan menurut pihak Kementrian Perindustrian menyebutkan bahwa tidak semua madu yang dipasarkan di luar sana adalah hasil produksi teknologi. Dan kalau produksi madu kami jelas hasil teknologi tepat guna sebab madu kami diproduksi dengan menggunakan alat pengurang kadar air madu yakni Dehumidifier Reduction in Water Content yang merupakan bantuan Dinas Koperasi UKM Gowa. Alat ini bisa menurunkan kadar air madu yang 24 persen menjadi 15 persen dengan membutuhkan waktu 3×24 jam nonstop. Kenapa kadar air madu harus dikurangi karena bisa ada risiko ledakan jika madu memiliki kadar air tinggi, ” jelas Ariani.

Ariani pun memasang target menjadi perusahaan lengekspor madu terbesar di Sulawesi dengan mengedepankan kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang didukung oleh ilmu dan teknologi.

“Insya Allah setelah dari Pinoti ini, saya akan berusaha mencapai target omzet tiga tahun ke depan dengan menerapkan ilmu dan fasilitas dari program Pinoti Kementerian Perindustrian ini, ” tambah Ariani.

Sejak mulai memproduksi madu pada 2019 silam dan produksinya sesuai standar ekspor, kini dia telah melakukan ekspor Suadi Arabia, Brunai, Jepang dan Kuala Lumpur. Karena telah mampu ekspor madu berkualitas ini Presiden Joko Widodo pun pada kegiatan Pinoti di Bali kemarin telah memberikan pengakuan kualitas madu produksi Lontara Raja Madu Gowa ini.

Untuk bahan baku madu, kata Ariani, dirinya mendapatkan dari kelompok budidaya di Kecamatan Pattallassang di Kabupaten Gowa. Namun untuk mengatasi kekurangan produksi jika akan melakukan ekspor maka pihaknya mengambil dari Kabupaten Bone.

“Untuk capai tahap ini sekarang, cukup lumayan lama. Semuanya berproses. Awal pengembangan usaha saya rajin ikuti pameran-pameran yang dihadiri juga para pelaku beberapa negara luar. Saya bahkan ikut dengan biaya sendiri. Misi saya tak lain adalah untuk menjajaki apakah produk saya potensi diterima di pasar LN atau tidak. Saya terus belajar bahwa saya tidak sekadar maju mau ekspor tapi saya harus menguasai rohnya bisnis saya ini, ” papar Ariani yang menguatkan usahanya ini menjadi usaha paten.

Hasil produksi madunya memiliki tiga varian berdasarkan manfaat dan keunggulan serta asal madu itu sendiri yakni madu hitam, madu trigona dan madu apis dorsata (berasal dari tawon hutan liar bukan hasil budidaya).

Prestasi Lontara Raja Madu Gowa ini diapresiasi Kadis Koperasi dan UKM Gowa Mahmuddin. Saat dihubungi ujungjari.com, Mahmuddin mengaku salut atas upaya Ariani yang telah mengangkat usahanya menjadi go nasional.

Sebagai salah satu IKM binaan Pemkab Gowa, IKM yang spesifik memproduksi madu hitam dan ikan olahan ini diakui Mahmuddin sudah bisa. Mwnjadi contoh pelaku usaha yang sukses meniti dari nol bahkan sudah menerapkan teknologi tepat guna.

“Semoga ke depan bertambah lagi IKM dan UMKM binaan kita di Gowa yang potensial, khususnya sudah mampu melakukan ekspor ke beberapa negara luar. Selain prestasi tentunya ini menjadi prestise bagi daerah kita Kabupaten Gowa. Ada nilai tanbah atau kehormatan bagi daerah kita, ” kata Kadis Koperasi dan UKM Gowa. –

Exit mobile version