GOWA, UJUNGJARI.COM — Sejak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia termasuk Kabupaten Gowa, banyak kegiatan besar terpaksa dihentikan sementara. Salah satu kegiatan besar yang sempat dihentikan oleh Pemerintah Kabupaten Gowa adalah Ritual Accera Kalompoang atau ritual pencucian benda pusaka kerajaan Gowa yang berada di Istana Balla Lompoa atau sekarang Museum Balla Lompoa.

Selama empat tahun kegiatan arau perhelatan pencucian benda pusaka kerajaan ini vakum. Itu terjadi mulai 2019 hingga 2022 kemarin. Setelah pemerintah pusat menyatakan Indonesia bebas dari covid akhirnya seluruh larangan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) ditiadakan. Sehingga Pemkab Gowa pun mulai merencanakan perhelatan ritual Accera Kalompoang tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ritual adat Accera Kalompoang ini menjadi tradisi adat yang dilakukan di Gowa setiap Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Ritual ini seperti dikatakan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gowa Andi Tenriwati Tahri kepada BKM saat ditemui di sela jeda rapat persiapan pelaksanaan Ritual Accera Kalompoang di Museum Istana Balla Lompoa, Senin (27/5) sore, bahwa setelah vakum empat tahun maka ritual pencucian benda pusaka kerajaan akan digelar kembali.

“Alhamdulillah tahun ini kita akan kembali melakukan hajatan ritual accera kalompoang ini pada Hari Raya Idul Adha bulan mendatang. Dan alhamdulillah pada hajatan ritual ini nantinya Pemkab akan bekerjasama dengan keluarga kerajaan. Pinati nya dari pihak keluarga kerajaan dan pelaksana kepanitiaannya dimotori para pemuda dari FKGPSH atau Forum Komunikasi Generasi Pelanjut Sultan Hasanuddin. Dan pemerintah kabupaten yang memfasilitasi seperti menyiapkan kerbau yang akan digunakan dalam hajatan ini. Kerbaunya satu ekor tidak boleh lebih, ” kata Andi Tenriwati Tahri.

Terkait rencana ritual adat ini, pihak keluarga kerajaan Gowa yakni Andi Hasanuddin Andi Baso Erang yang hadir dalam rapat bersama yang turut dihadiri Ketua FKGPSH Andi Pangerang Nur Akbar dan jajarannya serta sesepuh keluarga kerajaan Gowa lainnya seperti Andi Malik dan Andi Rimba Alam dan Patta Sassu mengatakan bersama seluruh keluarga kerajaan Gowa akan mendukung sepenuhnya pelaksanaan ritual adat pencucian benda pusaka dengan baik.

“Alhamdulillah setelah empat tahun vakum hajatan ini maka semoga tahun ini accera kelompoang bisa kita laksanakan dengan baik, lancar dan sempurna dengan bersama-sama pihak keluarga dengan Pemerintah Kabupaten Gowa, ” kata Andi Hasanuddin ABE Patta Sila.

Hal senada dikatakan Andi Malik Karaengta Barangmamase yang akrab disapa dengan sebutan Bau Malik. Bau Malik mengaku bersyukur karena Bupati Gowa kembali memberikan kesempatan kepada keluarga Kerajaan untuk bersama Pemkab Gowa menggelar ritual Accera Kalompoang ini, dimana sempat vakum selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Dikatakan Bau Malik, dalam ritual ini nilai sakralnya yakni ammolong tedong (penyembelihan kerbau) dan appidalleki (prosesi puji-pujian ke maha pencipta).

“Jika salah-salah melakukan prosesi ritual ini, maka keluarga besar kerajaan Gowa akan merasakan dampaknya sendiri. Ritual ini bukan asal ritual. Tidak boleh ada unsur pelanggaran dalam ritual ini, satupun. Sehingga perlu dilakukan dengan baik sesuai aturan ritual itu sendiri. Dan harus dilakukan sesuai pedoman ritual turun temurun. Kalau salah-salah maka bisa kualat, ” kata Bau Malik.

Bau Malik pun mengajak seluruh pihak khususnya keluarga kerajaan Gowa untuk bersatu dan kompak melaksanakan pesta ritual ini dengan baik, agar semua mendapatkan berkah yang baik.

Prosesi Accera Kalompoang itu meliputi ammolong tedong (penyembelihan kerbau), alleka je’ne (penjemputan air suci Bungung Barania di Katangka), appidalleki (puji-pujian ke maha pencipta) dan a’langiri (pencucian benda pusaka kerajaan Gowa yakni mahkota Salokoa ri Gowa, perhiasan raja dan benda pusaka lainnya). –