MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Kisah hidup dan perjuangan Pahlawan Nasional Perempuan asal Tana Luwu Opu Daeng Risadju yang namanya dilestarikan sebagai nama jalan di Makassar, bakal diangkat ke layar lebar.
Hal itu terungkap dalam audiensi bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto di Rujab Jalan Amirullah, Kamis, 16 Mei 2024.
Hadir dalam pertemuan itu Tim yang terdiri atas Sharma Hadeyang, Nasrun Hamzah, Nuraeni Nawir, Hj Kurnia, H Hardi Sunusi, dan Hamka Pradifta.
Wali Kota Makassar menyambut baik Tim Penggagas Film layar lebar “Macan Betina Dari Timur” ini.
Pada moment tersebut, Tim yang dipimpin oleh Nasrun Hamzah ini menyampaikan rencana pembuatan film ini.
”Kita mulai dari sekarang hingga Januari 2025. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap Tokoh Pejuang Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus Pahlawan Nasional yang berasal dari Tana Luwu,” katanya.
Salah satu falsafah perjuangan beliau yang begitu kental dan memiliki makna kecintaan pada bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni “Na Rekko Iyya Mu Accoweri Namu Mate, Mate Ri Santangiko”. Berarti apabila kamu ikut dengan saya, lalu kamu mati, maka kamu mati terhormat.
Hal ini menunjukkan bahwa ketika kita memperjuangkan kebenaran dan kepentingan orang banyak jangan pernah ragu ataupun takut, jika akhirnya nyawa kamu melayang. Itu sama saja wafat dalam keadaan syahid atau mati terhormat.
Intinya Wali Kota Makassar sangat mendukung gagasan kita untuk membuat film Opu Daeng Risadju.
Selain itu juga disarankan agar bisa dibuat dalam bentuk film animasi/kartun agar bisa lebih mudah dipahami dan dicerna oleh anak-anak.
“(Makanya) kita bekerja mulai dari sekarang. Targetnya sudah bisa mulai tayang pada momentum Hari Perlawanan Rakyat Luwu tahun 2025 nanti,” jelas Sharma.
Diungkapkannya, alasan mengangkat kisah Opu Daeng Risadju ke film layar lebar selain karena merupakan tokoh pejuang perintis kemerdekaan, Opu Daeng Risadju juga berperan penting dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia bersama Datu Luwu Andi Djemma.
“Ia juga tokoh perempuan yang memiliki nilai perjuangan yang sungguh luar biasa bagi tegaknya NKRI sekaligus sebagai perempuan pertama yang ditawan Belanda karena alasan politis. Ia pernah menjadi Ketua Partai Syarikat Islam Indonesia Cabang Kota Palopo tahun 1930,” bebernya.
Dalam hal ini Hamka Pradifta selaku Team Produksi di Film ini menjelaskan kepada Rakyat Sulsel bahwa, Film ini akan mulai penggarapan pra produksinya pada pertengahan tahun 2024 yang mana lokasi syuting di daerah Luwu meliputi Makassar, Pare-pare, Belopa, Palopo, Masamba serta Malili.
“Adapun para pemain diambil sebagian dari Artis-artis Jakarta, Makassar serta Palopo. Kami juga mengadakan Open Casting di dua tempat yakni Makassar dan Palopo. Untuk PH (Production House) kita kolaborasi dengan Jakarta, sutradaranya juga dari Jakarta beserta team Krunya akan berkolaborasi team dari Makassar dan Palopo,” ungkapnya. (hka)