JENEPONTO, UJUNGJARI.COM–Tokoh Literasi dan Perbukuan Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma, didaulat menjadi Inspektur Upacara pada Senin 13 Mei 2024 di pelataran halaman SMA Negeri 2 Kabupaten Jeneponto.

Upacara yang diikuti 1.000 orang siswa-siswi, guru-guru dan pegiat literasi kabupaten Jeneponto, Haerullah Lodjik dirangkaikan Hari Buku Nasional pada 17 Mei 2024. Pelaksanaan HBN berlangsung hikmat dalam rangkaian upacara bendera bersama seluruh guru dan siswa yang berjumlah sekira 1.000 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tokoh literasi nasional yang juga Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasa Darma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), hadir memberikan Orasi bertajuk Mengembalikan Kejayaan Literasi Sekolah di Sulsel, sebagai pembina upacara HBN.Sebelum upacara dimulai, Bachtiar Adnan Kusuma menyerahkan wakaf buku Dr. H.Alimuddin, S.H.M.H.M.Kn. ‘Anak Kolong Berwajah Buku ‘ kepada seumlah guru dan siswa SMA Negeri 2 Jeneponto.

Menurut BAK, pelaksanaan HBN tahun 2024 yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 Jeneponto menjadi model strategi pembudayaan literasi di Sulawesi Selatan yang dilangsungkan secara kolosal.

Selain mencari jalan keluarnya masih rendahnya nilai literasi sekolah di jajaran SMA SMK di Sulawesi Selatan, juga memberikan konsep dan langkah strategi bagaimana upaya keluar dari zona belum nyaman nilai literasi sekolah.

Bachtiar Adnan Kusuma, menguraikan pentingnya membentuk ekosistem literasi dimulai dari setiap keluarga, berikutnya ke satuan pendidikan dan satuan masyarakat.

Menurut Tokoh pendidikan Sulsel ini, tidak ada satuan pendidikan yang berbasis mutu, tanpa dimulai terbentuknya ekosistem satuan pendidikan yang melek literasi.

Karena itu, BAK menegaskan sesungguhnya tidak ada daerah atau masyarakat yang miskin, justru yang ada karena tidak adanya masyarakat yang berpendidikan. Bukankah hanya dengan masyarakat berpendidikan bisa mencegah terjadinya masyarakat yang miskin.

BAK kembali menguraikan filosofi pentingnya literasi agar masyarakat tidak terjebab pada pusaran kemiskinan. Knowledge Driven Of Economy, hanya dengan kemajuan ilmu pengetahuan bisa memberi efek kesejahteraan bagi masyarakat.

Sementara, Wakil Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Jeneponto Irsyam Syam sangat bersyukur atas terpilihnya SMA Negeri 2 Jeneponto sebagai lokus pelaksanaan HBN tahun 2024.

Menurutnya, seluruh segenap civitas sekolah memberikan dukungan penuh terhadap gerakan literasi yang dimotori tokoh literasi Bachtiar Adnan Kusuma. “Kami mengucapkan terimakasih kepada BAK atas kehadirannya memberikan motivasi dan penguatan kepada kami civitas sekolah SMA negeri 2 Jeneponto,” ucapnya.

Lebih lanjut Irsyam juga mengapresiasi lembaga Pattiro Jeka sebagai lembaga mitra pengembangan literasi di Sulawesi Selatan khususnya di Kabupaten Jeneponto.

“Saya juga ucapkan terimakasih kepada Bapak Kadis Pendidikan Provinsi Sulsel H.Andi Iqbal Nadjamuddin dan Bapak Dr. H.Alimuddin, S.H.M.H.M.Kn. selaku ketua umum KKT atas wakaf buku untuk perpustakaan SMA 2 dan guru-guru serta siswa,” pungkasnya.

Berikut orasi secara lengkap Bakhtiar Adnan Kusuma pada pelaksanaan Hari Buku Nasional (HBN) tahun 2024 di SMA Negeri 2 Jeneponto yang kami rangkum kedalam 17 langkah besar “Kembalikan Kejayaan Buka Indonesia.”

Pertama, kata BAK, menjadikan buku sebagai kebutuhan primer setiap keluarga Indonesia. Hanya dengan menjadikan buku sebagai kebutuhan pokok, akan mendongkrak budaya baca tinggi masyarakat, dan menjadikan buku sebagai sebuah industri.

Kedua, kata Tokoh Pendidikan Sulsel ini, jadikan buku sahabat Keluarga Indonesia. Hanya buku menjadi sahabat keluarga bisa mendorong tumbuhnya minat baca tinggi masyarakat.

Ketiga, buku adalah mahaguru yang paling setia mendampingi pembacanya agar cerdas dan pandai.

Keempat, menggerakkan wakaf buku dan donasi buku untuk mengobati kurangnya akses buku bermutu di Indonesia.

Kelima, mendorong budaya baca dan menulis seiring, sekata dan sejurus, tak terpisahkan.

Keenam, perlunya gerakan guru, pustakawan dan siswa menulis satu buku Indonesia. Ketujuh, pemerintah memberi subsidi biaya cetak buku yang diterbitkan penulis Indonesia.

Kedelapan, menghilangkan pajak buku. Kesembilan, mencegah terjadinya pembajakan buku. Kesepuluh, menjadikan membaca dan menulis sebagai hari khusus di setiap satuan pendidikan.

Kesebelas, memberi royalti dan penghargaan bagi penulis produktif yang mendukung tumbuhnya ekosistem perbukuan nasional.

Keduabelas, memperluas jaringan dan pemerataan akses buku konten lokal di setiap daerah. Ketiga belas, menggerakkan gerakan literasi dari setiap keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat.

Keempat belas, menerbitkan buku sesuai kebutuhan masyarakat, bukan selera penulis atau hanya pencitraan.

Kelima belas, menggalakkan gerakan politisi dan birokrat menulis buku untuk Indonesia.

Keenambelas, mengajak satuan keluarga dan masyarakat menjadikan buku sebagai sahabat anak-anak. Dan, Ketujuhbelas, jadikan buku sebagai souvenir pada setiap even lokal dan nasional. (ppa)