SEORANG perupa punya cara merekam perjalanannya melalui goresan cat di atas kanvas, meski tanpa menampilkan objek-objek yang dilihatnya itu secara nyata. Namun, keindahan objek dalam wujud lukisan bisa dinikmati lewat warna-warna cerah, berani, dan penuh semangat.
Hasil eksplorasi olah rasa itulah yang disuguhkan oleh Achmad Fauzi dalam MAIMstream 2024: Journey of Mindscape, di Artmosphere Studio, Jalan Abdullah Daeng Sirua, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, mulai Jumat, 10 Mei 2024.
“Lukisan-lukisan ini menggambarkan pengalaman saya selama dalam perjalanan. Semua ini merupakan ingatan-ingatan saya pada apa yang pernah saya lihat, yang nyaman, te…
Sepajang tahun 2023-2024 ini, Achmad Fauzi paling sedikit sudah mengadakan 4 kali pameran tunggal. Dalam kurun setahun terakhir, selain berpameran di Makassar, karya-karyanya juga dipamerkan di Banyumas dan Manado.
Katanya, pamerannya kali ini tentang kita dan kehidupan. Kita dalam pengertian ini, bukan hanya sebatas pada teman-temannya sesama perupa yang tergabung di MAIM, tapi juga bisa terkait dengan keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
MAIM merupakan singkatan dari Makassar Art Initiative Movement, yakni sebuah gerakan seni rupa yang kental dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, saling dukung antarperupa, untuk terus berinovasi menghasilkan karya-karya terbaru.
Pameran yang mulai dibuka pada Jumat malam ini, tidak melalui suatu prosesi pembukaan, layaknya pembukaan pameran. Namun, terang Fauzi, hanya sekadar kumpul-kumpul beberapa orang teman, dan meminta respons dari mereka.
Para sahabat itu, antara lain Syamsuddin Simau, Jenry Pasassan, Ahmad Anzul, Faisal Syarif, dan Haroen P Mas’ud. Menurut perupa yang sudah suka melukis sejak kecil itu, lukisan-lukisan yang dipamerkan dalam MAIMstream 2024: Journey of Mindscape beraliran abstrak-ekspresionis, dengan imajinasi yang digambarkan ulang tapi bukan diduplikasi.
“Ketika teman bertanya, kenapa berubah gaya, saya sendiri tidak merasa berubah. Karena saya terus mengeksplorasi warna dan bentuk, dengan menabrakkan warna-warna di atas kanvas,” pungkas Fauzi yang besar dalam keluarga pendidik itu. (ert)