MAKALE, UJUNGJARI— Ketua Komis II DPRD Tana Toraja, Yuli Saranga, Selasa (7/5) memimpin rapat kerja (Raker) dengan OPD Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, dan BPKPD membahas angka stunting Tana Toraja yang tertinggi di Sulsel. Hasil survei Lembaga Kesehatan Indonesia tahun 2023 menunjukkan angka Stunting di Bumi Lakipapada mencapai 39,6 %.

Tahun 2023 pemerintah Pusat menggelontorkan anggaran DAK ke Tana Toraja sebesar Rp 27 milyar pencegahan dan penanggulangan stunting

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Wakil ketua DPRD Tana Toraja, Evivana Rombe Datu turut hadir di raker memberi perhatian angka stunting Tana Toraja tertinggi di Sulsel.

Kata Evivana, anggota dewan minta data stunting akurat kepada OPD terkait Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), serta Dinas Pegendalian Penduduk dan Kekuarga Berencana (DPPKB) sebab anggota dewan akan turun lapangan cros cek data stunting tersebut.

Menurut Evivana anak gizi buruk kronis menjadi stunting karena kekurangan asupan gizi jangka waktu lama. Anak kategori stunting salah satu faktor menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

Ciri anak stunting selain proses pertumbuhan lambat, juga berat badan turun, kekebalan tubuh turun, lambat pertumbuhan gigi, memiliki perkembangan kogbitif lambat, serta proporsi tubuh anak tampak lebih kecil dari anak seusianya, ujar Evivana.

Ditambahkan ketua komisi II Yuli Saranga, miris sekali angka stunting Tana Toraja 2 tahun terakhir 2022 lalu diangka 35,4%, dan 2023 jutru naik  36,9 % diperkuat survei status gizi Undoneia (SSGI).

Kata Yuli Saranga, dewan merekomendasikan OPD terkait menyajikan data akurat dan valid angka stunting maupun alokasi jumlah dana pencegahan dan penanggulangan stunting di daerah ini.

OPD terkait hendaknya bersinergi dan kolaborasi serius serta fokus tangani   stunting di Tana Toraja prevalansinya diangka 39, 9%.

Apalagi Pemerintah Pusat sudah alokasikan pagu anggaran pencegahan dan penanganan stunting di kabupaten Tana Toraja fantastis Rp 27 miliar, tutur Yuli Saranga. (agus)