MAKASSAR, UJUNGJARI.COM–Partai Nasdem Sulsel terus membuat program inovasi. Yang terbaru adalah Nasdem Mendengar. Program ini dikemas dalam sebuah diskusi santai dan ringan di Kantor DPW Nasdem Sulsel di kawasan Tanjung Bunga.

Sabtu, 20 April 2024 malam merupakan sesi kedua Nasdem Mendengar. Sesi ini menampilkan dua narasumber sebagai pemantik diskusi. Guru besar Unhas Prof Majid Sallatu dan Dr Adi Suryadi Tjulla. Diskusi dipandu pengurus Nasdem Sulsel, Arum Spink.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Prof Majid Sallatu memuji habis program ini. Menurut dia, program ini menjadi pembeda Nasdem dibanding partai politik lainnya. Majid bahkan mengusulkan agar program yang dirintis dari Sulsel ini menjadi program nasional Partai Nasdem.

“Salut dan apresiasi setinggi-tingginya atas ide Nasdem Mendengar ini. Program ini riil dan angat strategis,” katanya.

Program Nasdem Mendengar diinisiasi langsung Ketua DPW Nasdem Sulsel, Rusdi Masse. Mantan Bupati Sidrap dua periode itu mengatakan program ini sengaja dibuat untuk menerima masukan dari rakyat dan seluruh stakeholder sebelum Nasdem mengambil keputusan.

“Kami tidak ingin memutuskan sendiri. Nasdem ingin mendengar keinginan rakyat. Dengan begitu keputusan Nasdem kelak menjadi keputusan bersama Nasdem dan rakyat,” katanya.

Dalam dua sesi Program Nasdem Mendengar, isunya relatif sama. Membincang kriteria calon pemimpin yang akan diusung dalam pilkada serentak November 2024 mendatang. Jika pada sesi pertama temanya spesifik soal calon gubernur, maka di sesi kedua temanya membincang kriteria calon walikota Makassar.

RMS secara serius mendengar masukan dari tokoh-tokoh yang diundang hadir dalam diskusi itu. Mulai dari akademisi, jurnalis, aktivis, pengusaha, hingga komunitas penikmat kopi. hebatnya lagi anggota DPR RI hafal masukan-masukan dari sejumlah tokoh itu sekalipun ia tidak mencatatnya.

Bukti kalau RMS menghafal semua masukan itu saat diberi kesempatan merespons masukan yang masuk. Dengan runut dan terstruktur, ia menjelaskan satu demi satu masukan dan pertanyaan yang dialamatkan ke Nasdem.

RMS mengatakan Nasdem merupakan partai modern yang terbuka. Termasuk dalam menetapkan figur yang akan diusung dalam pilkada serentak kelak. Nasdem tidak memutuskan mengusung kader internal. Nasdem memberi kesempatan kepada tokoh luar partai untuk mengendarai partai ini.

“Tokoh eksternal yang diusung juga tidak harus di-Nasdemkan. Yang bersangkutan bisa tetap di luar struktur Nasdem, tetapi programnya harus sejalan dengan visi Partai Nasdem,” katanya.

Khusus untuk pilkada Makassar, RMS sudah mendorong sejumlah kadernya. Tetapi semua belum bersedia. Mulai dari Rudianto Lallo, Rachmatika Dewi, hingga Fatmawati. Semuanya belum menyatakan bersedia. Karenanya, Nasdem memberi peluang kepada tokoh eksternal untuk mengendarai partai ini.

Jadi Pembeda

Pengamat politik Unhas, Adi Suryadi Tjulla memuji keterbukaan Partai Nasdem dalam mengusung figur calon kepala daerah. Secara khusus Adi juga mengapresiasi program Nasdem Mendengar sebagai pembeda di antara partai politik lainnya.

“Parpol lain masih tiarap usai pemilu legislatif, Nasdem justru sudah start duluan. Ini menandatakan Nasdem siap memenangkan kembali Pemilu 2029 di Sulsel,” kata Adi Tjulla.

Adi mengatakan Nasdem sudah memperlihatkan proses demokrasi sejati yakni mendengar suara rakyat. Menurut dia, tidak banyak parpol yang memberi ruang dan mengundang rakyat untuk datang mendengar ke kantornya.

Tidak mengherankan jika banyak kalangan menyebut program cerdas seperti ini menjadi penyebab mengapa Nasdem menjadi pemenang Pemilu 2024 dan menghentikan dominasi Golkar di Sulawesi Selatan. Seperti diketahui Nasdem meraih 17 kursi parlemen. Golkar yang sejak orde baru jawara di Sulsel puas di posisi kedua dengan perolehan 14 kursi.