JAKARTA,UJUNGJARI.COM – Sebagai salah satu palang pintu pertama era digitalisasi di Indonesia, BINAR yakin bahwa menutup kesenjangan pendidikan dan membentuk pemimpin teknologi Indonesia yang berkarakter serta berdaya saing di tingkat global dapat mempercepat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Hal ini tentunya berkaitan dengan dukungan BINAR demi membantu Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Perjalanan panjang menuju Indonesia Emas 2045 tidaklah mudah. Indonesia bahkan dunia beberapa tahun belakangan ini harus mengalami masa kelam dan sulit pasca terjadinya fenomena layoff dan hiring freeze yang menimpa berbagai sektor industri khususnya tech industries.

Namun, berdasarkan riset yang dilakukan oleh McKinsey dan Bank Dunia, Indonesia membutuhkan 600.000 talenta digital per tahun sepanjang tahun 2015-2030. Bahkan kebutuhan talenta digital untuk sektor industri yang tidak mudah goyah seperti perbankan dan telekomunikasi justru meningkat.

Hal inilah yang mendorong BINAR untuk terus berinovasi dan berkembang dalam melahirkan talenta-talenta digital Indonesia serta menjadi wadah untuk mempertemukan kebutuhan supply dan demand terhadap talenta digital.

Hingga tahun 2023 kemarin, ada lebih dari 180.000 talenta digital yang telah mengikuti program dari berbagai produk BINAR.

Artinya, semenjak BINAR berdiri pada tahun 2017-2023, per tahun BINAR telah melahirkan 30.000 talenta digital berkualitas yang siap untuk membantu perekonomian Indonesia.

Dari angka tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa BINAR telah berhasil menyumbang 5% kebutuhan talenta digital untuk Indonesia dari total kebutuhan sebanyak 600.000 talenta digital.

Dengan lulusan talenta digital yang berkualitas, BINAR telah dipercaya oleh 1.100+ Mitra BINAR baik perusahaan swasta, pemerintahan, dan perguruan tinggi dalam mengubah dan mempercepat berbagai sektor tersebut ke era digital.

Dedikasi BINAR terus berlanjut dengan fakta bahwa hingga tutup tahun 2023, sebanyak 1.020+ fasilitator yang terbagi dalam lebih dari 131.00+ learning hours dan 2.000+ learning materials dalam learning ecosystem BINAR yang dikemas dengan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE), telah membantu 80% lulusan BINAR menggapai karier impiannya hanya dengan masa tunggu rata-rata 60 hari.

Jika value dari angka di atas dikalkulasikan, ternyata BINAR telah menghasilkan sekitar 12,7 juta USD yang tentunya angka ini masuk sebagai produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Catatan baik dari BINAR hingga tahun 2023 dikala kelamnya fenomena layoff dan hiring freeze menjadi motivasi baik karena semangat talenta digital Indonesia untuk terus belajar dan mencapai cita-cita yang diimpikan ternyata tidak redup sedikitpun.

Pesatnya laju digitalisasi dari seluruh belahan dunia ternyata membentuk demand yang kuat terhadap talenta digital di berbagai sektor.

Hal ini dibuktikan dengan alokasi alumni BINAR pada industri yang beragam seperti perbankan, retail, institusi pemerintahan, BUMN, otomotif, telekomunikasi dan lain sebagainya.

Bahkan, tidak sedikit alumni BINAR pada tahun 2023 berhasil mengejar karier di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang.

Ini menjadi bukti bahwa talenta digital Indonesia dapat terus berkembang dan mampu memenuhi kebutuhan pasar global.

Apa yang telah BINAR lakukan dan dampak yang telah BINAR berikan untuk berkontribusi dalam membuka pintu Indonesia Emas 2045 tentunya tidak lepas dari visi misi BINAR yang selaras dengan empat dari tujuh belas poin Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh United Nations untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan.

SDGs nomor 4 (Quality Education), nomor 5 (Gender Equality), nomor 8 (Decent Work and Economic Growth), dan nomor 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure). Hal ini erat kaitannya dengan kontribusi BINAR dalam menyediakan pendidikan berkualitas yang bisa diakses oleh seluruh golongan serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas talenta digital yang akan membantu berbagai sektor industri untuk melakukan pendekatan bisnis berbasis teknologi dan inovasi, sehingga mendukung pembangunan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan. (*)