GOWA, UJUNGJARI.COM — Rehabilitasi sarana air dan sanitasi program WASHFIt merupakan program kerjasama antara Yayasan LemINA Sulsel dengan Pemprov Sulsel, Pemkab Gowa atas Dukungan Unicef dan USAID.
Program ini telah usia dan hasilnya resmi diserahkan pengelolaannya kepada Pemkab Gowa melalui Puskesmas Moncobalang, Kecamatan Barombong. Penyerahan itu dilakukan Kepala Kantor Perwakilan Unicef Sulawesi dan Maluku Henky Widjaya kepada Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan diwakili Pj Sekretaris Kabupaten Gowa Abdul Karim Dania di Puskesmas Moncobalang, Selasa (20/2) siang.
Penyerahan ini disaksikan Perwakilan Deputi Representatif Unicef Indonesia Jean Nsonjiba Lokenga, Ketua Yayasan LemINA Suhartini diwakili Andi Bunga Tongeng, jajaran Kepala Dinas terkait lingkup Pemkab Gowa, Camat Barombong Abd Rachman, Kepala Puskesmas Moncobalang NS Abd Latif serta para Lurah dan Kepala Desa dan Kepala Lingkungan dan Kepala Dusun se Barombong.
Dalam kesempatan hadir, Perwakilan Deputi Representatif Unicef Indonesia Jean Nsonjiba Lokenga, mengatakan program ini telah dikerjasamakan di tiga provinsi di Indonesia yakni Aceh, Papua dan Sulawesi Selatan.
“Unicef disini mendukung beberapa program strategis dunia, bukan hanya terkait air bersih dan sanitasi tapi juga meningkatkan hak-hak anak lainnya seperti perlindungan anak, pendidikan anak dan lainnya. terkait program air bersih dan sanitasi, Unicef berharap bahwa perbaikan sarana air dan sanitasi yang dilakukan di Puskesmas bisa menjadi inspirasi yang bisa diteruskan dan dikembangkan ke layanan kesehatan lainnya. Dan secara khusus di Puskesmas Moncobalang ini telah dibangun satu menara air bersih dan toilet inklusi yang sangat ramah bagi disabilitas dan gender, ” kata Jean diterjemahkan oleh Wildan Setiabudi
WASH Program Officer Unicef.
Disebutkan Wildan, Jean yang berasal dari Kongo ini sudah 10 bulan berada di Indonesia dan memgembangkan program sarana air bersih dan sanitasi Unicef di tiga provinsi di Indonesia.
Jean mengakui jika sarana air dan sanitasi sebagai fasilitas kesehatan primer di Indonesia, masih sangat rendah. Menurut Jean, fasilitas Puskesmas di Indonesia belum memiliki fasilitasi yang layak tak terkecuali di Kabupaten Gowa juga daerah lainnya di Sulsel.
“Kita berharap apa yang kita lakukan di Gowa ini bisa dikembangkan di daerah lainnya di Sulsel. Yang kita lakukan di Gowa ini di Puskesmas Moncobalang hanya perbaikan yang secara nominal bukan kapasitas besar. Dan yang kita mau sampaikan sebenarnya dari program ini adalah dengan perbaikan-perbaikan sederhana ini bisa meningkatkan kualitas pelayanan dari Puskesmas secara keseluruhan jadi bukan hanya pada air dan sanitasinya, ” kata Jean.
Sementara itu, Pj Sekretaris Kabupaten Gowa Abdul Karim Dania mengatakan fasilitas kesehatan ini contohnya toilet ini sangat bagus karena pendekatannya juga ke kaum disabilitas. Semua warga bisa menikmatinya.
“Tentu ini menjadi perhatian kita Pemkab karena ini jadi contoh misalnya sesuai dengan standar aturan atau standar yang dipakai secara umum juga kalangan disabilitas sehingga bisa jadi contoh ke depannya. Program ini dikerjasamakan dengan bidang kesehatan namun kita berharap ke depan nanti kita juga akan kerjasamakan dengan sekolah-sekolah, ” jelas Karim.
Karim mengatakan, program ini ditetapkan sebagai target dan indikator capaian RPJMN 2020-2024 serta tujuan pembangunan berkelanjutan sustainable development goals (SDGs). Dimana pemerintah menargetkan 100 persen akses air minun layak, 15 persen akses air minum aman, 30 persen akses air minum perpipaan dan 90 persen akses sanitasi layak yang didalamnya juga termasuk 15 persen akses sanitasi aman serta 0 persen buang air besar sembarang (BABS).
“Sejak 2023 juga telah dilaksanakan pendampingan seluruh Puskesmas di Gowa. Dan kemudian berdasarkan hasil asesmen secara mandiri oleh Puskesmas terdapat 8 Puskesmas yang telah dilakukan rehabilitasi fasilitas air dan sanitasi yang signifikan. Proses rehabilitasi ini bukanlah sekadar perbaikan fisik tapi mencakup aspek penting seperti peningkatan ketahanan iklim dan dukungan terhadap kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI), ” kata Karim.
Puskesmas Moncobalang Kecamatan Barombong ini melayani lebih dari 13.000 jiwa dari tiga desa sekitarnya yakni Desa Moncobalang, Desa Tinggimae dan Desa Biringala menjadi contoh nyata bagaimana perubahan positif dapat dirasakan oleh masyarakat melalui perbaikan layanan kesehatan.
“Atasnama Pemkab Gowa kami berterimakasih kepada Unicef Indonesia yang didukung oleh Lembaga USAID dan Yayasan LemINA atas terwujudnya program ini di Gowa. Semoga ke depannya program ini lebih meluas lagi di Gowa, ” ucap Pj Sekkab Gowa ini.
Kepala Kantor Perwakilan Unicef Sulawesi dan Maluku Henky Widjaya mengatakan khusus di Puskesmas Moncobalang ini dilakukan peningkatan kualitas toilet. Jadi toiletnya itu dikondisikan untuk inklusi dilihat dari lebar pintunya itu ramah untuk disabilitas dan perempuan.
“Jadi di toilet itu disiapkan fasilitas pembalut wanita jika ada kasus menstruasi oleh pengunjung puskesmas. Juga disiapkan tisu, ada pompa serta menara tangki air. Kenapa kita lakukan ini karena sebelumnya kita lihat di puskesmas ini fasilitas air bersihnya sangat minim sangat bergantung pada air tanah tanpa ada tandon. Dan tahun kemarin wilayah Moncobalang ini mengalami kekeringan. Tidak ada air dan itu sangat ngaruh pada layanan di puskesmas. Makanya dilakukanlah rehabilitasi sarana air bersih dan sanitasinya dan sekarang sudah selesai dan siap digunakan oleh masyarakat. Kami pun berharap seluruh media bisa menjadi bagian dari edukasi publik bahwa penting setiap layanan memiliki standar-standar layanan yang baik dan harus dipenuhi,” jelas Henky.
Sementara itu Ketua Yayasan LemINA Suhartini diwakili Andi Bunga Tongeng menjelaskan hasil pendampingan yang dimulai pada Agustus 2022 ini meliputi 26 Puskesmas di Gowa. Pendampingan Ini bukan hanya program perbaikan fisik saja tapi juga soal peningkatan kapasitas Puskesmas.
Dijelaskan Andi Bunga, hasil dari peningkatan sarana air bersih dan sanitasi program WASHFIt di Gowa ini beranggaran total Rp344. 994.655 dengan rincian masing-masing untuk peningkatan kapasitas Puskesmas sebesar Rp 151.550.000 dan untuk konstruksi perlengkapan air bersih dan sanitasi sebesar Rp193. 444.655.
Secara detil program sarana air bersih dan sanitasi di Gowa meliputi peningkatan sarama air bersih berupa penambahan tandon air dan menaranya dilakukan pada dua puskesmas yakni Puskesmas Moncobalang dan Puskesmas Parangloe, rehabilitasi puskesmas yang ramah gender dan disabilitas dilakukan di enam puskesmas yakni Puskesmas Moncobalang, Puskesmas Bontonompo 2, Puskesmas Kanjilo, Puskesmas Bontomarannu, Puskesmas Tamaona dan Puskesmas Parangloe.
Untuk pemasangan panel surya pada Puskesmas Moncobalang, pemberian paket penunjang kebersihan menstruasi di 11 puskesmas yakni Puskesmas Somba Opu, Pattallassang, Paccellekang, Bontomarannu, Kampili, Bontonompo2, Parangloe, Tinggimoncong, Tamaona, Sapaya dan Bontolempangang 2. Sementara pemberian paket alat pelindung diri (APD) pengelola limbah untuk 10 puskesmas yakni Puskesmas Kanjilo, Moncobalang, Kampili, Bontonompo 2, Bontomarannu, Parangloe, Tinggomoncong, Tamaona, Sapaya dan Bontolempangan 2.-