GOWA, UJUNGJARI.COM — Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Gowa memastikan stok daging ayam dan sapi aman jelang bulan suci Ramadan yang jatuh pada pertengahan Maret nanti. Selain daging, stok telur juga dipastikan aman dengan harga yang terjangkau.
Kadis Peternakan dan Perkebunan Suhriati yang dikonfirmasi BKM, Jum’at (16/2). Suhriati mengatakan sudah menjadi protap bagi SKPD yang dipimpinnya setiap kali menjelang Ramadan atau pun hari-hari besar keagamaan, pihaknya selalu turun melakukan pemantauan ketersediaan sapi dan ayam pedaging serta telur ayam sebagai salah satu kebutuhan pokok terpenting bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikatakannya, ketersediaan ayam pedaging dan sapi serta telur dipastikannya aman. Diakuinya, seperti tahun sebelumnya Disnakbun Gowa selalu melakukan kegiatan pemantauan stok daging ayam, daging sapi, telor ayam dan produk hasil peternakan lainya menjelang Ramadan, seperti halnya pada Ramadan 2024 ini. Pemantauan dilakukan di pasar pasar yang ada di Kabupaten Gowa.
“Hasil pemantauan sementara kami di pasar, stok masih aman dan juga tersedia dalam jumlah yang cukup dan harga masih stabil. Khusus telur diprediksi pada bulan Ramadan nanti akan mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan banyaknya peternak yang gulung tikar yang pada gilirannya saat pemakaian telur jelang Idul Fitri pasokan menjadi berkurang. Kurangnya stok tersebut akan memicu kenaikan harga. Karena pada saat yang sama permintaan akan telur sedang tinggi-tingginya, ” kata Suhriati.
Dikatakannya, menghadapi bulan Ramadan tahun ini, semua sumber protein asal hewan seperti daging ayam dan daging sapi juga telur saat ini dan sebulan mendatang tersedia cukup dan bahkan over stock (kelebihan stok).
Hal ini ditandai daging sapi harganya tetap sekitar Rp100.000 – Rp120.000 per Kg. Sedangkan harga ayam potong cenderung menurun dari harga Rp24.000 per Kg hidup di tingkat peternak dan saat ini turun menjadi Rp16.000-Rp18.000 per Kg hidup.
“Turunnya harga ayam potong disebabkan oleh kurangnya permintaan. Dapat dimengerti karena saat ini masih dalam situasi tanam padi dan pada kondisi saat ini padi sedang butuh perawatan yakni pemupukan, sehingga sebagian besar pengeluaran konsumen utamanya petani terkonsentrasi pada usaha taninya dan sedikit pengeluaran untuk konsumsi termasuk konsumsi protein hewan, ” kata Suhriati.
Suhriati pun menambahkan, kondisi menurunnya harga ayam pedaging menunjukkan stok akan ayam tesebut berlebih. Sehingga menghadapi bulan puasa bulan depan stok ayam potong diprediksi tetap terjamin.
Sementara menyangkut soal harga dan stok telur, diakui Suhriati, ada kondisi yang tidak biasa pada pasar telur saat ini. Dimana kenaikan harga pakan justru tidak memicu kenaikan harga telur. Pada kondisi ini peternak tidak sedang baik-baik saja alias merugi karena harga input produksi tidak sebanding dengan harga output produksi yaitu telur.
“Kenaikan harga pakan terutama jagung giling yang sudah hampir mendekati Rp10.000 per Kg memaksa peternak agar tetap bisa bertahan. Namun banyak diantara mereka yang koleps atau terpaksa menutup peternakannya karena tidak sanggup lagi membeli pakan. Harga telur saat ini di tingkat peternak sekitar Rp45.000 – Rp47.000 per rak (1 rak 30 butir) sementara harga pokok produksi juga dikisaran harga itu. Tapi celakanya karena kenaikan harga pakan malah menurunkan kualitasnya sehingga produksi turut menurun, ” sebut Suhriati.-