MAKASSAR, UJUNGJARI.COM– Anggota DPRD Kota Makassar, Imam Musakkar berharap pemuda terlibat dalam pembangunan kota. Sebab, mereka punya potensi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Demikian disampaikannya saat menggelar fungsi pengawasan dalam rangka penyeberluasan peraturan daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Kepemudaan, di Hotel Grand Maleo, Minggu (4/2/2024).

Potensi tersebut, kata legislator dari Fraksi PKB ini, harus dimanfaatkan dengan baik pemuda. Perda kepemudaan bisa menjadi acuan bagi mereka.

“Hadirnya Perda ini diharapkan akan semakin menumbuhkan semangat dan kreatifitas pemuda sehingga dengan sendirinya mampu berperan aktif dalam pembangunan,” terangnya.

Imam Musakkar juga meminta pemerintah kota menerapkan perda kepemudaan dengan baik. Misalnya mengembangkan potensi mereka dengan cara menggelar pelatihan.

“Pemerintah pun juga harus melibatkannya dalam rancangan pembangunan. Karena pemuda sekarang kita ini sudah kreatif, kita butuh masukannya,” tambah.

Terakhir, Anggota Komisi C Bidang Pembangunan ini meminta pemuda secara perlahan melibatkan dirinya dalam pembangunan Makassar. Sebab pemuda adalah harapan bangsa.

“Saya sangat berharap dengan adanya perda ini kepada seluruh pemuda dan di masa yang akan datang bisa berpartisipasi dalam pembangunan daerah,” pungkasnya.

Narasumber sosialisasi, Musakkar menyatakan peran pemuda sejauh ini sudah terlihat. Hanya saja perhatian pemerintah masih minim.

“Pemuda itu harus kita perhatikan terus. Sampai sekarang, sudah banyak pemuda yang membawa citra bangsa ini lebih baik,” ujarnya.

“Pemerintah sudah harus melihat perkembangan pemuda saat ini. Perda kepemudaan ini semoga dijalankan dengan baik,” tambah Musakkar.

Hal senada juga disampaikan Ahmad Nunung, Sebagai narasumber sosialiasi, ia menekankan bahwa pemuda saat ini sudah harus memanfaatkan potensinya.

“Dan yang paling penting bagi para pemuda adalah kita harus memiliki semangat muda. Apalagi dalam membahas perda kepemudaan ini,” ujarnya.

Ia juga menilai masalah kepemudaan yang ada sudah harus bisa diselesaikan meskipun kompleks. Sehingga potensi pemuda tidak mengarah ke negatif.

“Untuk masalah yang multi kompleks, kita harus selesaikan dengan multi sektoral. Karena ruang pemuda untuk berkreasi semakin sempit,” tukasnya. (*)