GOWA, UJUNGJARI.COM — Sedikitnya 50 orang pemilih dilibatkan dalam simulasi pemungutan dan penghitungan suara pada Pemilu 2024 tingkat Kabupaten Gowa. Simulasi yang bertempat di aula Lapas Perempuan Kelas 2 Sungguminas di Bolangi, Kecamatan Pattallassang, Senin (22/1) pagi ini dihadiri para tetamu undangan sekaligus sebagai pemilih dalam simulasi tersebut.
Mereka yang hadir adalah Bupati Gowa diwakili Kepala Bakesbang Politik Mappasomba, Kalapas Perempuan Yohani Widayati serta aparat Pemerintah Kecamatan Pattallasang dan aparat Pemerintah Desa Timbuseng serta para perwakilan Parpol peserta Pemilu 2024 dan para PPK dan PPS se Kecamatan Pattallassang. Simulasi pemungutan suara dan perhitungan suara ini dilaksanakan tim KPPS wilayah Kecamatan Pattallassang masing-masing perwakilan KPPS desa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
50 peserta simulasi pemungutan dan perhitungan suara Pemilu 2024 terdiri dari 34 warga binaan, selebihnya adalah warga Adhoc penyelenggara baik PPK dan PPS se Pattallassang, Kepala Bakesbang Pol, Kalapas Perempuan Kelas 2, Ketua KPU Gowa, perwakilan pimpinan Parpol dan tamu undangan simulasi lainnya dengan total keseluruhan peserta simulasi 50 orang.
Saat simulasi berlangsung, salah seorang wara binaan Lapas Perempuan sempat protes lantaran surat suara yang didapatnya untuk menorehkan pilihannya robek disalah satu sisi kertasnya. Warga binaan inipun langsung minta ganti ke Ketua KPPS yanh sementara memimpin simulasi tersebut. Oleh ketua KPPS yang diperankan PPK dari Desa Timbuseng langsung menggantikan yang baru dan memberikan penjelasan detil soal itu. Melihatitu, Kepala Bakesbang Pol Gowa Mappasomba menilai salut dengan kritisnya masyarakat. Diakui Mappasomba, warga binaan tersebut ternyata jeli dan cermat.
Ketua KPU Gowa Fitra Syahdanul sesaat membuka simulasi tersebut mengatakan, sosialisasi simulasi ini dilakukan sesuai PKPU No 25 dengan tujuan, simulasi ini menjadi patron pelaksanaan tata cara proses pemungutan dan peghitungan suara Pemilu 2024.
“Kita berharap simulasi ini bisa berjalan baik dan berefek pada pelaksanaan Pemilu nanti dimana semua masyarakat yang akan datang memilih di TPS sudah paham tata cara dari awal sampai akhir. Jadi simulasi ini adalah sosialisasi tata cara pemungutan dan penghitungan suara. Alhamdulillah di Gowa di tahun 2010 Pemilunya berjalan aman dan tidak ada masalah, di tahun 2024 ini kita juga berharap Pemilu berjalan lancar aman dan nyaman dengan partisipasi pemilih yang tinggi, ” kata Fitra.
Dikatakan Fitra, dulu Gowa dilabeli zona merah. Namun pada 2020 kemarin, Gowa sudah keluar dari zona merah itu.
“Karena itu kami berharap semua pihak bisa bersama-sama menjaga zona hijau ini . Mari kita jaga pesta demokrasi ini agar tetap berkualitas dan berprestasi, ” kata Fitra lagi.
Hal senada disampaikan Kepala Bakesbang Pol Mappasomba membacakan sambutan Bupati Gowa. Dalam sambutan itu Mappasomba menyampaikan harapan Bupati Gowa agar pelaksanaan Pemilu 2024 nanti berjalan dengan baik dan dalam zona hijau.
“Simulasi ini merupakan bagian dari upaya untuk mensukseskan pelaksanaan Pemilu. Tujuannya agar kita semua mendapatkan gambaran bagaimana pemungutan dan penghitungan suara bisa berjalan baik, lancar dan aman di hari pelaksanaan nanti. Dalam kegiatan ini pula perlu dipastikan seluruh elemen penyelenggara bisa bertugas dengan baik dan tentunya identifikasi potensi masalah. Keberhasilan Pemilu tidak hanya pada kualitas penyelenggara tapi juga partisipasi masyarakat. Karena itu simulasi ini sangat penting karena banyak persiapan-persiapan yang harus diperhatikan seperti kotak suara, surat suara, bilik suara, tinta dan para saksi, ” tegas Bupati disampaikan Mappasomba.
Mappasomba juga mengatakan, salah satu kelancaran Pemilu adalah adanya estimasi waktu yang disiapkan dalam sesi pemilihan. Sehingga saat pemungutan suara tidak terjadi keterlambatan khususnya saat penghitungan suara berjalan.
Terkait pelibatan sejumlah warga binaan, Kalapas Perempuan Kelas 2 Sungguminasa Yohani Widayati mengatakan, untuk di lapas yang dipimpinnya ini tercatat 230 warga binaan masuk dalam DPT (daftar pemilih tetap).
“Iya untuk Pemilu 2024 ini kami di Lapas Perempuan tercatat sebanyak 416 orang ditambah titipan tahanan 4 orang jadi totalnya warga binaan disini 420 orang dan yang masuk DPT itu sebanyak 230 orang. Sebenarnya yang kami usulkan sebanyak 360 orang, namun ada yang sudah bebas sebanyak 130 orang sehingga warga binaan yang masuk DPT di lapas tersisa 230 orang. Dan saat ini ada lagi pemilih tahap tambahan sebanyak 113 orang yang saat ini sementara verifikasi, ” kata Yohani.
Ditanya apa peran pihak Lapas membantu KPU dalam hal mensosialisasikan Pemilu 2024 ini, menurut Yohani, dirinya bersama jajaran pegawai Lapas memberikan kewenangan penuh kepada para warga binaan.
“Kami tidak ada intervensi apapun. Para warga binaan diberi kewenangan penuh mengikuti kata hatinya untuk memilih. Kami sudah sampaikan kepada para warga binaan kami untuk memilih sesuai kata hatinya. Kami memberi ruang itu kepada mereka, ” kata Kalapas.
Sementara untuk mengantisipasi kemungkinan adanya warga binaan yang sudah bebas dari hukumannya, Yohani mengatakan, dipastikannya para warga binaan yang sudah bebas kemungkinan akan menyalurkan hak suaranya di Lapas jika tempat tinggalnya tidak jauh dari Lapas.
Sementara mantan warga binaan yang tinggalnya jauh, dirinya tidak tahu yang jelas diserahkan sepenuhnya ke KPU yang menanganinya.
Terpisah, Kordiv Teknis Penyelenggaraan KPU Gowa Nursalam Samad kepada media menjelaskan khusus untuk area Lapas disiapkan empat TPS, dua TPS di Lapas Perempuan Kelas 2 Sungguminasa dan dua TPS di Lapas Narkoba Kelas 2 Sungguminasa.
“Satu TPS itu jumlah pemilihnya maksimal 300 orang. Jadi semua surat suara yang masuk itu disesuaikan dengan junlah DPR ditambah 2 peesen surat suara untuk cadangan. Sementara terkait logistik yang kami gunakan dalam simulasi ini adalah semuanya spesimen atau contoh jadi bukan logistik real atau atau logistik sebenarnya. Kita pakai logistik contoh yang telah disiapkan KPU RI. Jadi khusus Lapas Perempuan itu ada 206 pemilih dan disini ada dua TPS. Di lapas narkoba juga ada dua TPS jadi totak 4 TPS dalam area Lapas, ” kata Nursalam.
Terkait data keseluruhan jumlah pemilih untuk dua Lapas, Nursalam mengaku tidka tahu pasti sebab itu diatur oleh Divisi Data KPU Gowa. –