JAKARTA, UJUNGJARI.COM– Anda mungkin hanya membaca judul berita: “Kolonel Inf Wimoko Dilantik Menjadi Komandan Grup A Paspampres”. Sekilas “hanya”, sebagai “tour of duty”, rotasi tugas yang niscaya di tubuh TNI.

Akan tetapi, di balik judul “straight news” tadi, sejatinya tersimpan kisah menarik, yang tentu saja tidak diketahui umum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Salah satunya, ketatnya proses seleksi terhadap sejumlah perwira menengah senior (kolonel) untuk bisa menduduki pos Komandan Grup A Paspampres.

Untuk diketahui, tugas utama Grup A Paspampres adalah melaksanakan pengamanan fisik langsung jarak dekat setiap saat terhadap Presiden beserta keluarganya dan berkekuatan 4 Detasemen. Nah, 4 detasemen itulah yang kini berada di bawah komando Wimoko.

Tugas itu melekat, sejak Dan Paspampres Mayjen TNI Achiruddin, S.E., M.Han. melantiknya menjadi Dan Grup A Paspampres, menggantikan Brigjen TNI Faisol Izuddin Karimi,S.E yang menempati tugas baru sebagai Komandan Korem Surya Kencana Bogor.

Sertijab berlangsung di GOR Satria Mako Paspampres Jl Tanah Abang 2 No 6 Jakarta Pusat, Selasa (19/12/2023).

Itu artinya, bukan tugas ringan. Karena itu pula, proses seleksinya tidak sederhana. Bukan saja seleksi akademik dan psikotes, tetapi juga kesamaptaan, menembak, bela diri, kecakapan bahasa asing, dan lain-lain.

Tak heran jika prajurit yang terpilih menjadi Komandan Grup A Paspampres, umumnya memang prajurit pilihan dari yang terpilih.

Sebab, jangankan menjadi Komandan Grup A, bahkan menjadi anggota Pasukan Pengamanan Presiden saja harus memenuhi kualifikasi khusus. Artinya, di atas rata-rata.

Lebih tak heran lagi, jika para mantan Dan Grup A Paspampres, banyak yang moncer kariernya. Sekadar menyebut contoh, Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo, mantan Kasad yang pernah menjadi Dan Grup A Paspampres.

Nama-nama lain di antaranya Letjen TNI Sjafrie Syamsoeddin, Letjen TNI Doni Monardo, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak (Kasad sekarang). Termasuk, Mayjen TNI Achiruddin, Dan Paspampres yang sekarang.

Fakta Unik

Ini bukan déjà vu, tetapi cukup kita terima sebagai sebuah fakta unik. Bahwa antara Brigjen TNI Faisol Izuddin Karimi dan Kolonel Inf Wimoko telah mengalami empat kali turun estafet pada posisi dan jabatan yang sama.

Yang pertama jabatan Komandan Batalyon 811/Aksus Sat-18 Kopassus. Peristiwa ini terjadi tahun 2016. Yang kedua, pada jabatan Komandan Detasemen 1 Grup A Paspampres, tahun 2018.

Turun estafet dari Faisol ke Wimoko yang ketiga adalah pada jabatan Komandan Brigif 26/Gurana Piarawaimo, Kodam XVIII/Kasuwari pada tahun 2021. Keempat dan terbaru, adalah posisi Komandan Grup A Paspampres (2023).

Jika ditelisik lebih ke belakang, ternyata mereka memang kakak-adik lichting. Faisol lulusan Akmil 1999, sedangkan Wimoko tahun 2000. Jangan-jangan “tradisi” itu sudah pernah mereka alami pula saat masih menjadi taruna Lembah Tidar.

Satu hal yang pasti, mereka lahir dari satu wilayah provinsi yang sama. Faisol kelahiran Gresik 22 April 1977. Sedangkan, Wimoko lahir di Ngawi 19 Juni 1977.

Operasi Sinar Kudus dan Basra WNI Abu Sayyaf

Catatan menarik lain sosok Dan Grup A yang baru ini pernah menjadi bagian dari Operasi Pembebasan Sandera WNI Sinar Kudus 2011. Saat itu pangkatnya masih kapten.

Kemudiaan saat Danyon-811 Sat-81 Gultor (Penanggulangan Terror) tergabung dalam Operasi Pembebasan Sandera WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Piliphina tahun 2016.

Catatan lain, saat Lomba Tembak AARM-26 Tahun 2016, ia berhasil meraih juara Umum dalam laga bergengsi Lomba Tembak Angkatan Darat Tingkat Internasional ASEAN yang di ikuti 10 Negara di ASEAN.

Pernah bertugas sebagai Komandan Satgas Indo-FPC D2/UNIFIL sebagai pasukan perdamaian dibawah Bendera PBB yg bertugas di daerah konflik Libanon pada tahun 2012. (Egy Massadiah)