JAKARTA – Tahun 2023 berakhir, tahun 2024 pun datang. Bersamaan itu, berakhir pula tugas Brigjen TNI (Mar) Oni Junianto sebagai Wakil Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Wadan Paspampres).
Jumat (29/12/2023) berlangsung prosesi serah terima jabatan Wadan Paspampres dipimpin langsung Komandan Paspampres, Mayjen TNI Achiruddin. Brigjen Oni melakukan sertijab kepada penggantinya, Kolonel (Pas) Solihin.
Adapun jabatan baru Oni Junianto adalah Perwira Staf Ahli (Sahli) Tingkat III Bidang Banusia (Bantuan Kemanusiaan) Panglima TNI. Atas jabatan barunya, Oni naik pangkat menjadi Mayor Jenderal TNI. Ia menggantikan posisi Laksamana Muda TNI Hanarko Djodi Pamungkas, yang bergeser menjadi Staf Khusus Kasal.
Untuk diketahui, Staf Ahli Panglima Tentara Nasional Indonesia (Sahli Panglima TNI) adalah pembantu Panglima TNI dalam memberikan telaah akademis masalah nasional dan internasional yang terkait dan mendukung tugas-tugas TNI. Sahli menyusun konsep dan saran kepada Panglima TNI dalam menentukan kebijakan yang bersifat strategis.
Staf ahli Panglima TNI merupakan badan staf yang terdiri atas sekelompok perwira di Mabes TNI yang berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI. Staf Ahli Panglima Tentara Nasional Indonesia dikoordinasikan oleh Koordinator Staf Ahli Panglima TNI.
Pengawal Berprestasi
Oni mengaku dapat anugerah pengalaman berharga selama berdinas di Paspampres. Jika ditotal, tak kurang dari 12 tahun ia bertugas di sana. Berbagai macam gemblengan telah menempanya menjadi pengawal (kepresidenan) berprestasi. Ia pun meninggalkan jabatan Wadan Paspampres dengan kepala tegak sebagai perwira berprestasi.
Di lingkungan Pasukan Setia Waspada, kriteria Perwira Berprestasi memang ada. Penilaian dan evaluasi dilakukan oleh institusi Paspampres sendiri. Prestasi itu meliputi kemampuan militer, kemampuan akademik, yang diformalkan dalam bentuk Sertifikat Pengawal Pribadi (Walpri) Utama.
“Ya, benar, saya mendapatkan sertifikat Walpri Utama,” ujar Oni.
Sejumlah kriteria ketat diberlakukan sebelum seorang perwira mendapat sertifikat tersebut. Ada test penguasaan bahasa Inggris, praktek lapangan, ditambah kemampuan di bidang olahraga militer. How to fight, bagaimana secara cepat bisa menyelesaikan masalah.
Ujiannya meliputi kemampuan membaca peta operasi, peta topografi, peta geografi, bongkar-pasang senjata, naik-turun dengan tali, dan lain sebagainya.
“Semua itu menjadi modal sekaligus bekal pengabdian di medan tugas yang baru,” ujar Oni, yang kini berpangkat Mayor Jenderal Marinir itu. (egy)