SINJAI, UJUNGJARI.COM — Adanya Tuduhan pemberian fee 40 persen yang diberikan oleh penerbit Erlangga kepada Dinas Pendidikan Sinjai dan Kepala Sekolah membuat Dinas Pendidikan Sinjai menggelar jumpa pers.
Dipimpin langsung Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib dan turut hadir para kepala sekolah, para penerbit buku, dan operator SDN 76 Sinjai Barat yang disinyalir menyebarkan informasi pemberian fee 40 persen tersebut.
Dalam jumpa pers tersebut terungkap bahwa tuduhan itu ternyata tidak berdasar. Malah tudingan itu dinilai sebagai persaingan bisnis.
Irwan Suaib dalam kesempatan itu menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah bersentuhan langsung dalam proses jual beli buku. Menurutnya, kegiatan itu dilakukan oleh sekolah dan penyedia atau penerbit.
Bahkan, pihaknya tidak pernah mengeluarkan rekomendasi untuk dijadikan dasar bagi sekolah berlangganan dengan penerbit. “Kami tidak pernah terlibat, proses jual beli langsung antara sekolah dan penerbit, jadi tudingan itu sangat tidak berdasar,” bebernya.
Bukan hanya itu, tuduhan terkait fee 40 persen itu digunakan untuk jalan-jalan ke Bali juga tidak benar. Sebab, pihaknya tidak pernah melakukan perjalanan ke Bali.
“Beberapa bulan lalu kami studi tiru ke Bandung, anggaran yang digunakan juga masing-masing pribadi, sehingga ada yang berangkat bersama istri, ada juga sekolah tidak berangkat karena memang kami tidak paksa berangkat,” urainya.
Operator SD 76 Sinjaj Barat, Mansyur mengaku tak pernah menulis pesan terkait fee 40 persen seperti yang beredar di media sosial. Dia justru menduga disalahgunakan oleh Ari selaku penyedia buku dari Intan Pariwara.
Peristiwa ini bermula saat Mansyur membatalkan pesanan buku SDN 182 Sinjai Barat di penyedia Intan Pariwara dengan alasan sudah bekerja sama dengan penerbit Erlangga. Oleh karena itu pihak Intan Pariwara meminjam telepon seluler Mansyur untuk menyampaikan ke pimpinannya atas pembatalan itu.
“Katanya HPnya lowbat makanya dia pinjam Hpku, saya curiga saat itu dia gunakan Hpku membuat pesan dikirim ke WAnya, seolah-olah saya yang mengetik pesan itu,” jelasnya.
Koordinator Erlangga Kabupaten Sinjai, Izar mengaku keberatan atas tuduhan yang dialamatkan kepada perusahaannya. Dia menegaskan bahwa tidak ada komitmen antara Erlangga dengan Dinas Pendidikan Sinjai.
Terlebih lagi dengan besaran yang tinggi 40 persen. “Itu tidak benar dan tidak berdasar, kami tidak ada komitmen dengan Dinas Pendidikan, kami kerja sama langsung dengan sekolah, itu pun sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP),” tegasnya.
Selain itu, dia membantah terkait tuduhan akan memberangkatkan kepala sekolah ke luar provinsi. Menurutnya, hal tersebut sangat tidak benar.
“Kami juga sangat keberatan, kenapa cuma Erlangga yang disebut padahal ada banyak penerbitan yang membangun kemitraan dengan sekolah, bukan hanya Erlangga,” urainya.
Atas dasar itu, tuduhan atas isu ini merupakan persaingan bisnis yang ingin menjatuhkan Erlangga. “Ada pihak-pihak tertentu yang merasa dirugikan sehingga menyampaikan informasi yang tidak berdasar,” tambahnya.
Selain persaingan bisnis, tudingan ini juga mengindikasikan adanya kepentingan politik. Dimana diduga terdapat oknum tertentu menyerang Dinas Pendidikan menjelang pesta demokrasi 14 Februari mendatang. (Didink)