Site icon Ujung Jari

Pemilu 2024: Peran Mahasiswa Mengaktifkan Kritisme

Oleh: Khanum Mayyada Tetteng
Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang


PEMILIHAN
umum 2024 merupakan momentum penting dan menentukan bagi bangsa Indonesia, karena pada pemilu tersebut akan dilakukan pemilihan calon pemimpin bangsa, baik calon anggota legislatif maupun calon presiden/wakil presiden yang akan memimpin bangsa lima tahun ke depan.

Menghadapi momentum tersebut, tentu sangat diperlukan sikap rasional, objektif, idealis dan kritis setiap elemen masyarakat dalam memilih pemimpin. Dengan sikap tersebut diharapkan terpilih pemimpin bangsa yang benar benar memiliki kemampuan dan keberpihakan yang tinggi terhadap kepentingan masayrakat.

Salah dalam memilih pemimpin akan memunculkan pemimpin bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok, berwatak korup, curang dan tidak becus mengurus bangsa.

Peran Politik Mahasiswa dalam Memilih Pemimpin

Dalam konteks memilih pemimpin bangsa pada Pemilu 2024 adalah momentum penting bagi mahasiswa untuk tidak berdiam diri, tidak peduli, apatis, atau sekedar ikut ikutan tanpa sikap kritis, rasional, dan objektif memilih pemimpin bangsa.

Mahasiswa sebagai salah satu elemen penting masyarakat, sebagai kaum terdidik dan sebagai agen perubahan (agen of change) diharapkan mampu menjadi pelopor utama menyuarakan intelektualisme secara kritis, idelalis, dan objerktif memamdu masayarakat dan memberi arah bagaimana bangsa ini harus diurus oleh pemimpin bangsa yang kredibel agar bangsa kita bergerak ke arah yang lebih baik di masa mendatang.

Mahasiswa harus punya kesadaran penuh mengawal dan memastikan bahwa pemimpin dan dinamika politik bangsa mengarah ke arah yang sepenuhnya untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan sekelompok elit apatah lagi oligarki.

Dengan demikian peran politik mahasiswa dalam memilih pemimpin bangsa, tidaklah bersifat politik praktis (ikut memberi berafiliasi kelompok politik tertentu, atau ikut mengkampanyekan kandidat tertentu), tetapi sejatinya adalah peran politik yang berkeadaban (politik mencerahkan, dilandasi pikiran idealis, kritis dan objektif dan moral yang kuat untuk memilih pemimpin bangsa yang kredibel, pemimpin bangsa yang sungguh sungguh mau berkhitmat untuk kepentingan bangsa, bukan demi kepentingan diri sendiri dan kelompok, tidak pula demi kepentingan dinasti, asing dan aseng, tidak memecah belah dan memiliki rekam jejak dan gagasan yang jelas untuk memperbaiki bangsa kita.

Sebab dalam berbagai dinamika politik bangsa ini, bila kekuasaan terlanjur dikelola oleh pemimpin ugal ugalan, culas, korup dan nepotis hanya membuat bangsa kita semakin terpuruk, tersesak dan semakin jauh dari cita cita bangsa untuk melindungan segenap tumpah darah Indonesia, memhadirkan keadilan sosial dan memajukan kesejajhteraan umum, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

Elite Kekuasaan Jangan Curang

Sebagai mahasiswa, penting untuk mengingatkan elit penguasa sekarang mulai dari presiden hingga seluruh aparat kekuasaan, termasuk penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu) untuk bekerja secara profesional dan berintegritis, jujur dan adil bagi semua, jangan curang, jangan cawe cawe menghalakan segala cara untuk memenangkan kandidat tertentu.

Sebab bila itu dilakukan resikonya terlalu besar bagi bangsa ini. Kemarahan “amuk massa” masyarakat akan menjadi bom waktu bisa meledak kapan saja. Ingat gerakan mahasiswa reformasi 98 telah menjadi bukti nyata yang mampu menumbangkan resim Soeharto yang berkuasa 32 tahun.

Elite penguasa sejatinya harus menjadi wasit yang baik, memberi kesempatan dan mendorong bagi setiap anak bangsa untuk secara bebas sekaligus cerdas, kritis dan objektif menentukan pilihan politik.

Juga kepada seluruh elemen masyarakat pemilih, terkhusus mahasiswa jangan golput, gunakan hak `memilih secara cerdas kirits, dan seobjektif mungkin memilih pemimpin bangsa. Jangan gadaikan nurani mengubah pilihan demi rasa aman, uang dan jabatan yang diberikan atau dijanjikan oleh kandidat pemimpin.

Berharap pemilu 2024 menjadi pesta demokrasi yang melahirkan pemimpin sejati bangsa, semoga. (*)

Exit mobile version