SIDRAP, UJUNGJARI.COM — Solusi beragam masalah bisa diselesaikan dari meja kopi. Pola ini coba ditawarkan seorang calon legislator dari Dapil Sidrap 1, Kecamatan Maritengngae dan Watang Sidenreng, Syafruddin Wela.
Selama ini berjuang di luar arus kebijakan, bagi Shepa, sapaanya, tak terlalu signifikan memberikan solusi. Makanya, pada Pemilu 2024, Shepa memutuskan masuk ke bursa caleg melalui Partai NasDem no urut 8.
Bagi Shepa, ngobrol santai sambil ngopi bisa menjadi jembatan diskusi santai. Tak perlu mencitrakan diri sebagai pribadi bersih. Lewat diskusi dengan jembatan ngopi bersama, orang bisa menilai dirinya. “Ya selain itu, mengangkat diri sebagai pribadi bersih dan semacamnya sudah basi,” ucapnya.
Terutama bagi pemilih di bawah usia 30 tahun, janji basi malah membuat enggan memilih.
Di dapil 1, khususnya Maritengngae, memang sangat banyak warkop hingga coffee shop. “Terus terang, saya lebih senang ketemu langsung dengan calon konstituen saya,” jelas politisi berlatar belakang Jurnalis ini.
Memilih Blusukan
Dalam sosialisasi, caleg nomor urut 8 itu tak banyak ‘menjual’ wajah lewat baliho-baliho. “Ada baliho, tapi hanya beberapa,” ucapnya. Dia memilih sosialisasi door to door ke warga. Tidak juga menggunakan branding berlebihan. Misalnya memasang stiker di kendaraan. Seperti disebutkan, cara sosialisasi yang dipilihnya adalah blusukan.
“Kalau saya datang dengan kendaraan yang diberi stiker wajah saya, belum tentu orang akan menerima,” ucapnya.
Alhamdulilah, lanjut Shepa, respons calon konstituen sangat positif. Nilai plus bagi dia, adalah bertemu langsung. “Bukan tim atau relawan. Jadi mereka bisa langsung mengenal,” ujarnya.
Shepa juga tak segan memberi nomor ponsel pribadi. Warga bisa langsung menghubunginya.
Ketidaktahuan bikin susah untuk mengadu. Hal ini juga salah satu alasannya bertarung menuju kursi legislatif. Makanya, kata dia, bila terpilih, konstituennya tak akan bingung menghubungi. “Warga dapil saya silakan hubungi atau kunjungi media sosial saya,” ucapnya.
Menurut dia, wakil rakyat tak perlu formal bertemu warga. “Bisa ngobrol santai. Sesantai ngopi pagi,” kuncinya. (Wan)