ikut bergabung

Dua Putra Babinsa MoU untuk Ketahanan Pangan


Berita

Dua Putra Babinsa MoU untuk Ketahanan Pangan

JAKARTA, UJUNGJARI.COM-Dua putra Babinsa, Mentan Andi Amran Sulaiman dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto teken MoU untuk ketahanan pangan.

Keduanya adalah putra Babinsa yang kini sukses. Agus Subiyanto lahir di Cimahi pada 5 Agustus 1967.

Perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku. Saat usianya masih 5 tahun, sang ibu meninggalkan ia, adik, serta ayahnya.

Puncak masa pahit yang dilalui terjadi saat ia duduk di bangku kelas 2 SMA.

Saat itu, ayahnya Dedi Unadi yang juga seorang prajurit TNI berpangkat Sersan Kepala meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas pada 1984.

Agus harus tetap melanjutkan hidup bersama adik-adik dan ibu tirinya. Hidup mengandalkan uang pensiunan ayahnya.

Begitu pun dengan Andi Amran Sulaiman, yang ayahnya mengandalkan gaji Babinsa  berpangkat Sersan Mayor untuk menghidupi keluarga dengan anak 12 orang.

Perjalanan hidup Amran Sulaiman tak jauh beda dengan Jenderal Agus Subiyanto.

Masa kecil Amran yang lahir Bakunge, Kabupaten Bone, 27 April 1968 hidup pas-pasan. Bahkan hingga mahasiswa kekurangan itu masih dirasakan.

Namun, kini dua putra Babinsa yang pernah merasakan pahitnya kehidupan menjadi bagian penting untuk mengembalikan swasembada dan ketahanan pangan.

Amran Sulaiman dan Panglima TNI Agus Subiyanto pun melakukan penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) antara Kementerian Pertanian dengan TNI tentang Dukungan Pelaksanaan Pembangunan Pertanian, Senin (4/12/2023).

Penandatanganan Nota Kesepakatan (MoU) Kementan dan dukungan TNI pada pembangunan pertanian dilakukan di Rumah Dinas Panglima TNI.

Baca Juga :   Dandim 1420: Niatkan Tugas Sebagai Ladang Ibadah Kita

Jenderal Agus Subiyanto dan Amran Sulaiman boleh dibilang mewakili generasi emas putra Babinsa (Bintara Pembina Desa).

Penandatanganan MoU oleh dua anak Babinsa bertujuan mempercepat peningkatan produksi dan mengembalikan swasembada pangan yang pernah diraih tiga tahun sebelumnya.

Juga memperkuat sektor pertanian guna menghadapi ancaman dampak El Nino Salah satunya dengan mengoptimasi lahan tidur atau bangunkan lahan tidur dan potensi lahan rawa mineral seluas 10 juta hektar.

Di era Pak Jokowi, kata Amran tiga kali swasembada. Ini semua berkat campur tangan TNI. Kita swasembada di 2017, 2019, 2020. Kedepannya dengan sinergi dengan TNI kita mencoba menekan impor dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan.

“Tiga tahun kedepan harapannya kita sudah swasembada seperti dulu,” kata Mentan Amran.

Amran menegaskan Kementan sepakat untuk bekerjasama meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian Indonesia yang tengah terpuruk akibat adanya El Nino yang masuk pada kategori Gorila El Nino, yakni musim kemarau ekstrim.

dibaca : 144

Laman: 1 2



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top