GOWA, UJUNGJARI.COM — Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Gowa dari tahun ke tahun tumbuh pesat. Per 2022, tercatat 57.376 UMKM, terdiri atas usaha mikro 53.931 unit, usaha kecil 3.179 unit dan usaha menengah 266 unit.
Bertumbuh pesatnya UMKM ini di Gowa, efeknya jelas menurunkan angka kemiskinan daerah secara tidak langsung melalui pemberdayaan masyarakat sebab membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Gowa ini, sektor UMKM berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan lapangan kerja serta mempunyai konstribusi yang signifikan terhadap PDRB Gowa.
Untuk mengakomodir UMKM yang tumbuh pesat, maka Pemerintah Kabupaten Gowa menghadirkan rumah produktif serta klinik UMKM. Rumah produktif dan klinik UMKM ini diharap dapat menjadi pusat informasi, konsultasi dan pelatihan pemberdayaan UMKM yang akan terintegrasi.
Kadis Koperasi dan UKM Kabupaten Gowa Mahmuddin disela memberikan arahan pada Focus Group Discussion (FGD) penyelenggaraan rumah produktif dan klinik UMKM di Grand Makassar Hotel, Jumat (24/11) mengatakan UMKM itu sebagai motor dan lokomotif kemajuan ekonomi di daerah. Hal ini tentu sejalan kondisi rill namun tetap menjadi tantangan besar dalam menghadapi berbagai peningkatan pertumbuhan ekonomi. Hal iti disebabkan, para UMKM di daerah masih lemah disebabkan kurangnya akses pasar, SDM yang kurang terampil, kurangnya penggunaan teknologi dan juga keterbatasan akses pelayanan keuangan.
“Karena itu pemerintah menjaga peran dan fungsinya agar pengembangan UMKM dapat maksimal berjalan dengan melakukan pengembangan infrastruktur termasuk infrastruktur koneksitas digital, program pembiayaan dan hibah peralatan dan terus mendorong digitalisasi UMKM. Saat ini UMKM di Gowa yang sudah digitalisasi sebanyak 46.281 unit. Kita perlu menyusun strategi dan peningkatan sinergi dan koordinasi dengan sektor publik akademisi dan sektor swasta. Dengan demikian penyelenggaraan FGD rumah produktif dan klinik UMKM ini semoga mampu menciptakan mekanisme yang terarah serta merangsang penguatan sumber daya UMKM untuk bisa naik kelas, go global dan go digital, ” kata Mahmuddin.
FGD yang diikuti beberapa perwakilan UMKM serta pelaku usaha ini, juga menghadirkan Kepala Bappeda Gowa Sujjadan dan dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu selaku narasumber.
Dalam forum itu membahas tentang produksi dan teknologi tepat guna, managemen kemasan (packaging, standarisasi produk dan perizinan (labeling), akses permodalan/perbankan dan managemen keuangan serta akses pemasaran dan digitalisasi pemasaran.
Kesemua ini menurut Mahmuddin sangat dibutuhkan dengan mendorong para UMKM untuk terkoneksi digitalisasi agar nantinya mampu diintegrasikan dengan Mall Pelayanan Publik yang akan diterapkan Pemkab Gowa pada 2024 mendatang. –