GOWA, UJUNGJARI.COM — Setelah mendengar adanya kisruh di pelayanan Poli RSUD Syekh Yusuf Gowa pada Senin (6/11), dimana konon masyarakat yang mau pelayanan poli disuruh pulang karena tidak ada dokter satupun yang mau melayani. Ternyata hal itu hanya sebuah kesalahan persepsi sebab apa yang terjadi kemarin tidak demikian.
Hal itu dikatakan Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di RSUD Syekh Yusuf pada Selasa (7/11) pagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tiba di RSUD Syekh Yusuf Wakil Bupati Gowa ini langsung menuju ruangan pelayanan Poli di lantai dasar gedung RS tipe B ini.
Di ruangan luas tersebut, terlihat kesibukan para petugas RSUD melayani masyarakat yang melakukan pengobatan rawat jalan. Sambil menyapa petugas dan perawat di bagian Poli, Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni pun menyapa para warga yang lagi antre sambil memberikan penjelasan tentang isu mogok kerja para dokter Senin kemarin.
“Saya tekankan tidak ada mogok kerja yang dilakukan oleh dokter maupun tenaga kesehatan di RSUD Syekh Yusuf ini. Kemarin itu, kebetulan beberapa dokter dan paramedis lainnya pada pagi hari menemui Dirut RSUD untuk mendiskusikan beberapa hal teknis. Setelah itu kembali bertugas,” kata Wakil Bupati Gowa yang melakukan sidak didampingi Pj Sekretaris Kabupaten Gowa Abd Karim Dania, Inspektur Inspektorat Andy Azis Peter, Dirut RSUD Syekh Yusuf drg Rahmawati serta beberapa pejabat managemen RSUD Syekh Yusuf.
Pernyataan Wakil Bupati itupun dibenarkan Dirut RSUD Syekh Yusuf drg Rahmawati. Dokter wanita berpostur sedang ini mengatakan jika para dokter dan paramedis lainnya memang melakukan rapat teknis pagi hari bersamaan waktu pelayanan di Poli. Tapi tidak ada pemogokan kerja sama sekali.
Pernyataan drg Rahmawati inipun menjawab isu miring yang merebak sejak Senin pagi kemarin yang menyebutkan jika dokter dan paramedis lainnya melakukan pemogokan kerja.
“Kemarin itu layanan kami tetap jalan, rawat inap, IGD, ICU semuanya jalan tidak ada kendala. Untuk poli sebagian terkendala memang karena beberapa dokter melakukan pertemuan dengan kami Direksi RSUD Syekh Yusuf. Karena inilah yang kemudian berkembang bahwa dokter dan nakes atau paramedis kami melakukan pemogokan kerja itu,” papar drg Rahmawati.
Melihat kondisi yang ada, Wakil Bupati Gowa pun memastikan pelayanan RSUD tetap normal dan tidak lagi terjadi kendala layanan pasien seperti kemarin.
“Alhamdulillah hari ini sudah terlayani dengan baik semua, kami juga sudah rapat kemarin bersama dokter, admin dan tenaga kesehatan. Kami sudah berdiskusi dan bersepakat tidak akan ada gangguan terhadap layanan kesehatan bagi pasien di RSUD Syekh Yusuf. Hari ini saya datang memantau dan alhamdulillah semuanya berjalan normal,” kata Rauf.
– Segera Clean dan Clear
Sementara menyinggung soal keluhan adanya jasa pelayanan yang belum terbayarkan yang menjadi pemicu sehingga para dokter dan nakes mendadak rapat teknis dengan Dirut RSUD Syekh Yusuf Senin kemarin, Wabup Gowa pun membenarkan jika jasa pelayanan yang menjadi hak dokter maupun nakes memang belum dibayarkan sehingga mereka mempertanyakannya ke Dirut RSUD Syekh Yusuf.
Disebutkan Wabup, belum terbayarkan jasa pelayanan beberapa bulan ini dikarenakan aturan dasar sebagai landasan pembayaran masih dalam proses penyelesaian di Bagian Hukum.
“Aturan sebagai dasar hukum pembayaran jasa pelayanan ini sementara berproses. Sudah ada di Bagian Hukum dan sementara dalam penyelesaian. Segera setelah Perbup ini selesai maka jasa pelayanan akan dibayarkan. Semuanya akan selesai clean dan clear,” tegas Wabup yang lebih familiar dengan sebutan Karaeng Kio ini.
Sementara itu pelayanan pasien rawat jalan di Poli, Selasa pagi hingga jelang siang berjalan normal. Bahkan warga yang datang kemarin namun pulang karena menduga dokter mogok kerja akhirnya diberi kemudahan dalam pengurusan administrasi untuk mendapatkan layanan kembali.
“Pasien hari ini memang agak bertumpuk dikarenakan pasien yang pulang kemarin datang kembali hari ini. Sudah diumumkan kalau pasien diminta datang jam 08.00 dan tidak perlu melakukan pengurusan administrasi lagi. Hanya karena ada kewajiban finger dari BPJS jadi setelah finger mereka bisa langsung ke Poli untuk dilayani,” tambah Wakil Bupati Gowa dua periode ini.
Sementara itu Kepala BPJS Kabupaten Gowa dr Fika Wiryawati Wirawan yang ikut dalam pemantauan ini menjelaskan proses finger yang dimaksud itu wajib sebab masuk dalam prosedur layanan.
“Proses finger ini wajib karena ini aturan dari BPJS. Jadi walaupun ada kemudahan pengurusan administrasi terkhusus pasien yang datang kemarin, dia baru dilayani hari ini karena tahapan ini tidak bisa dilewati sebab sudah aturan dari BPJS. Kenapa finger print ini harus? Supaya tidak ada penyalahgunaan kartu. Artinya jika saya pasiennya, kartu saya finger berarti saya orangnya. Jangan sampai ada penyalahgunaan kartu oleh orang yang tidak benar. Jadi kalau sudah finger tidak perlu antre lagi tinggal naik di Poliklinik menunggu dokter sesuai dengan jam kedatangan,” papar dr Fika.
Bahkan untuk mempercepat layanan beberapa Poli harus ditambahkan dokternya seperti di Poli Interna.
“Di Poli Interna ini ternyata pasiennya banyak karena tergabung pasien kemarin yang pulang dengan pasien yang baru sehingga lerlu ditambahkan dokternya agar pelayanan cepat, ” jelas Kepala BPJS Gowa ini.
Untuk pelayanan sistem finger ini, memang masih ada beberapa pasien yang belum memahami alurnya sehingga perlu diberi penjelasan detil. Bahkan Wakil Bupati Gowa yang masih ada di area Poli mengantar langsung warga calon pasien itu untuk melakukan finger. –