GOWA, UJUNGJARI.COM — Beberapa tahun ke depan, Provinsi Sulsel mencita-citakan menjadi daerah produsen pisang nomor satu di dunia. Hal itu menjadi impian lantaran Sulsel kini mengembangkan budidaya tanaman pisang cavendis (pisang emas) yang diyakini akan mampu memberikan kesejahteraan bagi petani maupun masyarakat di Sulsel terlebih menjaga ketahanan pangan daerah Sulsel ke depan.
Keyakinan dan cita-cita itu disampaikan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat hadir dan ikut mencanangkan Gerakan Nasional Ketahanan Pangan Sulsel yang dimotori Kodam XIV Hasanuddin. Launching Gernas Ketahanan Pangan ini dipusatkan di area ketahanan pangan Kodim 1409 Gowa di Lingkungan Panggentungang, Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Rabu (1/11) siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di hadapan Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan para perwira tinggi lingkup Kodam XIV, Korem dan Kodim se wilayah Kodam XIV Hasanuddin, Pj Gubernur Sulsel mengatakan pangan adalah alat pertahanan dan ketahanan semua negara. Sekarang ada 32 negara di dunia yang sudah menahan pangannya dengan tidak mengekspor keluar demi untuk menyetok kebutuhan negaranya sendiri.
“Karena itu tugas kita sekarang adalah memperkuat pangan kita apalagi ini urusan perut dan yang paling utama dari semua urusan. Sulsel itu terkenal sebagai lumbung pangan. Diantara 38 provinsi ada enam provinsi yang jadi lumbung pangan, Sulsel salah satunya dan menjadi menyuplai khusus di KTI. Dan saat ini masih ada kurang lebih 2.000 Ha yang hanya menjadi lahan kering dan tidak bisa dimanfaatkan, ” kata Bahtiar.
Untuk merealisasikan cita-cita sebagai produsen pisang maka mulai dari sini penanaman ribuan bibit pisang di Gowa akan menjadi awal termasuk di sejumlah kabupaten kota di Sulsel.
“Orang Indoneseia itu sukanya makan pisang setelah pepaya, jeruk dan mangga. Makanya kita tidak usah impor pisang karena kita tanam sendiri. Selain varietas capendis, banyak jenis pisang yang sangat manfaat untuk dikembangkan di Sulsel termasuk di Gowa ini. Apalagi saat ini kita mulai kembangkan program penanaman pisang per kecamatan di Sulsel dengan luas lahan per kecamatan 200 Ha. Jika pertanaman pisang kita berjalan baik maka maksimal kita bisa dapatkan keuntungan Rp300 juta dan paling minim Rp200 juta sebab pisang itu nilai keekonomiannua sangat tinggi sekali dibanding komoditas lainnya, ” papar Pj Gubernur dimana pengembangan pisang ini juga masuk dalam 8 program prioritasnya selama menjabat Pj Gubernur Sulsel.
Bahtiar pun menyebut bahwa jika eksis membudidaya pisang di luasan 40 ribu hektare maka yakin akan menghasilkan uang sebesar Rp800 miliar. Hasil yang fantastis. Jika ini berhasil maka seorang warga tak akan mau lagi jadi ASN yang bergaji minim, karena sektor pertanian lebih menjanjikan.
“Kami serius ingin Sulsel menjadi produsen pisang nomor satu di dunia aplagi kita masih punya lahan kosong yang 2.000 hektare itu. Alasan kami mau menseriusi program ini karena kita mau berantas kemiskinan di Sulsel, ” tandas Bahtiar.
Alasan kenapa Indonesia harus menjaga ketahanan pangannya karena berdasarkan arahan Presiden RI bahwa saat ini kondisi dunia khususnya sektor pangan sedang bermasalah akibat perang antara Ukraina dan Rusia yang mengakibatkan suplai pangan negara-negara ke negara lain ikut bermasalah ditambah lagi saat ini wilayah Infonesia tengah dilanda Elnino sehingga semua aspek pun bermasalah.
Sementara itu Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso mengatakan ketahanan pangan ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia dipusatkan di Bekasi. Seluruh Kodam melaksanakan di wilayah masing-masing sambil melakukan koordinasi secara virtual yang dipimpin Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Untuk Kodam XIV Hasanuddin launching Gernas Ketahanan Pangan ini dipusatkan di Kabupaten Gowa tepatnya di area ketahanan pangan yang dikelola Kodim 1409 Gowa di Lingkungan Panggentungang, Kelurahan Tamarunang, Kecamatan Somba Opu.
Untuk wilayah Kodam XIV, menggelar Gernas Ketahanan Pangan ini di 23 titik, termasuk di Gowa.
“Disini di lokasi ini tanah Kodam luasannya 7,9 hektare. Lahan ini jangan dijual. Tapi silahkan masyarakat bersama TNI memanfaatkannya. Tanah ini memang untuk masyarakat untuk dikelola bersama menanam komoditas pangan. Kita tanam bersama dan hasilnya dinikmati bersama,” kata Pangdam Mayjen TNI Totok Imam Santoso.
Pangdam pun mengingatkan, apa yang ditanam saat ini di area tersebut diharapkan dirawat bersama. Mungkin perlu menggaji orang (petani) untuk merawat tanaman yang ada.
“Itu penting agar tanaman yang kita kembangkan ini seperti jagung, pisang dan palawija lainnya dapat tumbuh subur dan sempurna. Jangan sampai hanya digambar pisangnya bagus, tapi kenyataannya hasilnya tidak demikian. Di kawasan ini ada iuga budidaya ikan nila. Silahkan kembangkan pelan-pelan. Kodam juga ada budidaya ikan lele bahkan kita sudah panen 1 ton lebih. Alhamdulillah semoga semua ini berkah dan dinikmati masyarakat. Semoga manfaat. Kalau inflasi tertekan dan ketahanan pangan kuat maka tindak kriminal akan turun, ” papar Pangdam XIV Mayjen TNI Totok Iman Santoso.
Sebelum menanam pohon pisang, jagung serta memanen ikan nila hasil budidaya bioflog dan menyerahkan bantuan paket sembako kepada ratusan perwakilan masyarakat kurang mampu, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso bersama Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin, Bupati Gowa diwakili Pj Sekretaris Kabupaten Gowa Abd Karim Dania, Wakapolda Sulsel Brigjen Pol CH Patopoi,
Kajati Sulsel diwakili Asintel Ardiansyah, jajaran pimpinan Bank Indonesia perwakilan Sulsel serta Danrem 141 Toddopuli Brigjen TNI Sugeng Hartono dan para Dandim se wilayah Kodam XIV Hasanuddin melakukan launching dan pencanangan pembuatan 60 sumur bor di Sulsel ditandai penekanan tombol serine bersama.-