GOWA, UJUNGJARI.COM — Jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa merasa bersyukur sebab disebutkan sebagai kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi yang baik.
Pengakuan itu disampaikan dari jajaran TNI yakni Kolonel Inf Jayusman, Paban Utama Ekonomi Keuangan Staf Ahli Panglima TNI Bidang Ekonomi Keuangan dan Perdagangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perwira ini menyampaikan hal tersebut, saat melakukan pemaparan dalam upaya percepatan penurunan dan pencegahan stunting dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan produktif dan peran TNI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi di daerah pada Focus Group Discussion (FGD) Staf Ahli Panglima TNI secara virtual, Kamis (19/10) lalu.
Dibeberkan Jayusman, berdasarkan data atau fakta yang ditemukan, dalam urusan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi, Kabupaten Gowa merupakan daerah di Sulsel yang tingkat inflasinya rendah dengan YOY September 1,46 persen.
“Ada dua daerah yang berinflasi rendah yakni Kabupaten Gowa dan Kota Pekanbaru. Dua daerah ini, relatif aman dan baik meskipun masih ada sektor yang perlu mendapat perhatian sehingga meminta sinergitas di wilayah tersebut ditingkatkan dan turut meminta peran TNI dalam penanganan itu. Kerjasama seluruh instansi sangat baik dalam melakukan penanganan, terlebih Forkopimda mendukung secara maksimal sehingga kedepan inflasi di daerah bisa terus terkendali,” kata Jayusman.
Terkait rendahnya tingkat inflasi Kabupaten Gowa, Pj Sekretaris Kabupaten Gowa Abd Karim Dania selaku Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Gowa kepada media di ruang kerjanya, Selasa (24/10) siang, mengatakan, inflasi di Gowa sampai saat ini masih sangat terkendali. Hal itu disebabkan adanya kerjasama dan kolaborasi dari seluruh pihak.
“Setiap senin memang dilakukan forum diskusi atau FGD yang dilakukan Mendagri. Di FGD ini tujuannya sebagai evaluasi salah satunya soal bagaimana kita bisa mengendalikan inflasi. Di FGD ini, semua daerah harus melaporkan apapun masalah yang terjadi di daerah. Jadi semuanya, termasuk Pemkab Gowa. Dan dalam FGD itu semua unsur pimpinan tertinggi di pusat termasuk Menteri, Panglima TNI, Kapolri dan lainnya. Salah satu yang disampaikan dalam FGD kemarin adalah soal inflasi ini, ” kata Karim didampingi Kabag Ekonomi Setkab Gowa Muh Amin.
Karim pun menyatakan pemerintah dan masyarakat Gowa patut bersyukur karena secara nasional inflasi Kabupaten Gowa rendah.
“Kita patut syukuri karena secara nasional inflasi kita di Gowa masih sangat terkendali. Sekarang ini kita menghadapi kekeringan atau akibat Elnino yang melanda beberapa negara termasuk di Indonesia. Banyak hal yang menjadi masalah namun kita Gowa disebut berinflasi rendah. Alhamdulillah.
Selama ini yang jadi acuan inflasi melalui data BPS kalau sesuai data BPS itu Gowa masih di atas 2,3 sementara dari TNI itu ada di angka 1,46. Kalau berdasarkan data BPS pun kita juga berada di angka 2,3 yang memang cukup bagus hanya saja kita bukan merupakan daerah yang disurvei langsung tapi mengikut ke Makassar. Kalau data TNI itu berdasarkan survei di daerah masing-masing dan valid, ” kata Karim.
Dikatakan Karim, secara umum makin rendah inflasi makin bagus tapi itu juga harus diantisipasi dan harus dipelajari jangan sampai terjadi inflasi dan deflasi. Harus ada keseimbangan.
“Kalau inflasi itukan kenaikan harga secara umum khususnya sembilan bahan pokok mulai dari beras dan lainnya tapi sebaliknya juga inflasi juga tidak bagus juga kalau terlalu rendah harga. Bagaimana dengan yang melakukan produksi terhadap produk itu, yakni petani kita. Di satu sisikan mereka tidak inginkan bahwa harga itu turun. Tapi disisi lain secara umum tidak boleh harga itu naik karena daya beli masyarakat akan turun. Tapi kalau itu juga terjadi deflasi bagaimana ini para petani kita. Jadi harus ada keseimbangan pada kondisi harga yang ditentukan oleh pemerintah itu yang kita jaga sebenarnya karena ada harga patokan yang ditentukan pemerintah melalui Dolog,” jelasnya.
Misalnya beras itu harganya rendah, kalau terlalu rendah maka akan menimbulkan kemalasan bagi petani untuk berproduksi banyak.
“Mending produksi sedikit untuk konsumsi pribadi. Karena untuk memproduksi lebih banyak pasti berpikir. Dia produksinya tinggi sementara harganya rendah pastilah petani alami kerugian. Jadi intinya harus ada keseimbangan tidak boleh ada inflasi dan tidak boleh juga ada deflasi. Pemerintah itu sudah memikirkan semua. pokoknya segala sesuatunya sudah dipikirkan tidak boleh harga tinggi tidak boleh juga harga rendah supaya ada keseimbangan, ” kata Pj Sekkab Gowa ini. –