BANTAENG, UJUNGJARI.COM — Bupati Bantaeng Ilham Azikin mengunjungi RSUD Prof Anwar Makkatutu dalam rangka meninjau ruang Unit Hemodialisis yang berada di lantai 2 RS Bantaeng, Kamis (21/9) pagi.

Hemodialisa sendiri merupakan terapi cuci darah di luar tubuh untuk orang yang ginjalnya tidak bekerja secara normal. Pada pengidap penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal, organ ini sudah tidak bisa berfungsi dengan baik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Direktur RSUD Prof Anwar Makkatutu Bantaeng dr Sultan mengatakan kondisi tersebut membuat tubuh membutuhkan proses cuci darah melalui bantuan alat medis. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) melihat, saat ini masih banyak masyarakat yang belum menyadari ancaman gagal ginjal dan tidak segera mengambil langkah preventif.

“Di Indonesia, penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu pertahun,” kata dia.

Mengingat hal tersebut, Unit Hemodialisis sangat dibutuhkan oleh pasien gagal ginjal yang semakin meningkat jumlahnya terutama di wilayah Bantaeng dan sekitarnya.

“Bapak Bupati Bantaeng Ilham Azikin yang berinisiatif untuk mengadakan Unit Hemodialisis ini. Bapak Bupati tidak ingin warganya yang mengalami gagal ginjal tidak perlu lagi dirujuk jauh-jauh ke Makassar,” kata dia.

Dia menjelaskan, dengan adanya Unit Hemodialisis di Bantaeng, warga yang mengalami gagal ginjal tidak perlu lagi mengeluarkan biaya besar untuk ke Makassar. Belum lagi biaya yang harus dikeluarkan untuk cuci darah, tempat tinggal dan makanan saat di Makassar. Biaya cuci darah sendiri ada pada kisaran Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta.

“Dengan adanya Unit Hemodialisis ini di Bantaeng, masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang besar. Untuk cuci darahnya pun kami mengupayakan agar warga Bantaeng dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” kata dia.

Sultan mengungkapkan, saat ini manajemen RSUD Bantaeng terus berupaya melengkapi fasilitas untuk memperoleh izin operasional.

“Fasilitas hemodialisa yang cukup lengkap ini masih menunggu izin operasional dari Kementerian Kesehatan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat izin operasional sudah kita peroleh,” kata dia.

Pembukaan layanan diharapkan membantu mempertahankan kualitas dan harapan hidup masyarakat Bantaeng, khususnya pasien yang terkena penyakit ginjal kronik. Unit Hemodialisis RSUD Bantaeng memiliki empat mesin cuci darah dan didukung Sumber Daya Manusia dokter spesialis penyakit dalam, dokter nefrologi, dokter umum yang bersertifikasi HD, serta perawat yang mahir dan bersertifikat.

“Sehingga layanan hemodialisa kami di Bantaeng diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan keamanan untuk pasien selama menjalani terapi ini di rumah sakit,” kata dia.

Bupati Bantaeng Ilham Azikin memberi apresiasi kepada manajemen RSUD atas upaya pemenuhan layanan bagi penderita gagal ginjal.

“Minimnya fasilitas hemodialisis yang terbatas di wilayah Selatan Sulawesi Selatan, menjadi salah satu faktor sehingga Pemerintah Kabupaten Bantaeng memberi dukungan bagi RSUD Prof Anwar Makkatutu membuka Unit Pelayanan Hemodialisis,” kata dia. (**)