WAKATOBI, UJUNGJARI.COM–Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengatakan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Wakatobi harus terus dikawal.
Hal ini mengingat, tingkat kerawanan pangan di daerah tersebut cukup tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Wamentan, sektor pertanian tak boleh hilang dari Wakatobi ditengah berkembangnya sektor pariwisata di daerah tersebut.
“Perkembangan pertanian di Wakatobi memang harus kita amati dan harus kita kawal. Program-program berkesinambungan dari pemerintah pusat ini segera akan kita akselerasi,” kata Wamentan saat menghadiri Pencanangan Pembangunan Pertanian Hamparan Berbasis Lahan Adat di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Sabtu (16/9).
Wamentan Harvick mendorong agar Pemerintah Kabupaten Wakatobi untuk segera menerbitkan peraturan daerah (Perda) mengenai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B). Hal ini untuk menjaga lahan pertanian yang ada di Wakatobi.
Selain itu, Wamentan juga mendorong agar hilirisasi produk pertanian di Kabupaten Wakatobi terus dikembangkan. Apalagi, sektor pariwisata di daerah tersebut cukup baik sehingga dapat memberikan nilai tambah untuk para petani.
“Hilirisasi pertanian di Wakatobi perlu dikembangkan agar bisa memberikan nilai tambah bagi para petani,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Wakatobi, Haliana mengungkapkan, berdasarkan data Badan Pangan Nasional pada tahun 2022, bahwa tingkat kerawanan pangan di Wakatobi sudah mencapai 50 persen. Hal ini diperparah dengan ketersediaan pangan di daerah tersebut yang hanya 20 persen.
“Pada 2022, menurut Badan Pangan Nasional, Wakatobi daerah yang rawan pangannya mencapai 50 persen. Artinya, ini kan sudah betul-betul mengkhawatirkan. Kalau ini tidak kita atasi dengan baik, tentu ini akan menjadi persoalan yang serius,” ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Bupati Haliana, kemandirian pangan menjadi sesuatu hal yang wajib di Kabupaten Wakatobi, namun sektor lainnya juga akan tetap dikembangkan. (ba)