ikut bergabung

Tak Hanya Tingkatkan Produksi, Kementan Pun Kejar Pendapatan Petani Naik


Berita

Tak Hanya Tingkatkan Produksi, Kementan Pun Kejar Pendapatan Petani Naik

“Selaras dengan arahan Dirjen Tanaman Pangan, untuk dapat meningkatkan pendapatan petani, maka biaya produksi berupa pupuk dan pestisida harus ditekan. Sediakan Kredit Kepemilikan Lahan agar petani semakin bergairah. Mengembangkan sistem pertanian terpadu berbasis poktan atau gapoktan, agar petani tak hanya memperoleh pendapatan 2 sampai 3 kali setahun, namun bisa memiliki pendapatan harian, bulanan, semesteran, dan tahunan. Dengan pertanian terpadu, kawasan tak hanya ditanami satu jenis tanaman, tapi juga peternakan dan perikanan, sehingga budidaya lebih efisien secara input,” jelasnya.

Ketua Badan Pengurus Wilayah Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (BPW PISPI) Provinsi Banten sekaligus EI Presidente Hajirocker Foundation, Asep Mulya Hidayat menuturkan stakeholder pertanian harus tetap semangat. Konsistensi dan komitmen adalah kunci.

“Dalam upaya provinsi Banten menyuguhkan oleh-oleh khas Banten, kami melaksanakan festival kopi, dengan tagline “Banten punya kopi”. Kuncinya bagaimana produk petani dikemas sehingga bisa dikenal masyarakat dengan baik. Kemasan dibuat dengan baik dan menarik,” ujarnya.

Baca Juga

“Selain itu, penjual berusaha menampilkan produk secara jujur, dan saling mendukung. Tampilkan optimalisasi tata niaga. Kami membangun jalur tata niaga secara organic, dengan tidak berupaya mengambil tata niaga ke hulu, agar tidak mengambil margin masyarakat yang mengelola bagian hulu. Komitmen, konsisten, kreasi dan tata niaga yang baik adalah kunci keberhasilan kami,” pinta Asep.

Perwakilan DPP Pemuda Tani Indonesia dan sekaligus CEO Villa Tani Indonesia, Fachreza Hakim mengatakan upaya meningkatkan kesejahteraan petani salah satunya dengan menghubungkan petani dengan market, investor, praktisi pendamping dan pemilik lahan. Ini menjadi bagian solusi dari permasalahan lahan yang tidak teroptimalkan, regenerasi petani, serta permasalahan modal dan pemasaran yang sering dihadapi petani.

Baca Juga :   Puluhan Rider COC Celebes Hadiri Kopdargab ke-3 CBR Se-Sulselbar

“Kami berdiri atas sebuah harapan memajukan Indonesia melalui pertanian dengan generasi muda sebagai pengerak utama. Saat ini petani Indonesia di dominasi oleh usia 45 tahun ke atas dan kesulitan permodalan menghambat petani mendapatkan kebutuhan sarana produksi yang berkualitas sehingga produksi panen tidak optimal. Rantai pasok pertanian yang panjang mengakibatkan harga komoditas di tingkat petani rendah dan konsumen mendapatkan harga tinggi. Sulitnya akses pemasaran dengan harga yang ideal untuk petani menjadi penyebab petani tidak bisa lepas dari rantaipasok yang Panjang. Semua hal ini berdampak pada rendahnya kesejahteraan petani,” ucapnya. (BS)

dibaca : 56

Laman: 1 2



Komentar Anda
Baca Selengkapnya
Rekomendasi untuk anda ...

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top