GOWA, UJUNGJARI.COM — Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Badung di Provinsi Bali adalah dua daerah berpendapatan besar karena sektor wisata.
Klungkung, seperti dikatakan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta memiliki sumber pendapatan besar dengan keberadaan kawasan wisata Nusa Penida. Disebutkan Bupati I Nyoman Suwirta, kawasan Nusa Penida dibangun dari titik awal atau titik ungkit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Awal menjabat sebagai Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengaku fokus memajukan wisata Nusa Penida yang awalnya belum diketahui oleh masyarakat luas. Sekarang Nusa Penida mampu menyedot 12 ribu pengunjung setiap harinya. Pendapatannya cukup besar.
“Membangun Nusa Penida hingga menjadi sekarang ini tidak mudah, berbagai upaya kita lakukan secara bertahap hingga mendatangkan Menteri Pariwisata untuk melihat potensi wisata yang indah ini. Memang awalnya belum dikenal orang banyak dan secara bertahap kita lakukan pembangunan infrastruktrur jalan dan pelabuhan, promosi pariwisata dalam dan luar negeri, penataan, memfasilitasi pengembangan sumber daya pariwisata, pengelolaan sampah, peningkatan kapasitas air bersih dan fasilitas kesehatan serta penyediaan akses internet,” papar I Nyoman Suwirta.
Sementara Kabupaten Badung memiliki omzet PAD sebesar Rp6 trilyun setiap tahun dan ini merupakan pendapatan terbesar di Indonesia. Rp6 trilyun itu diperoleh dari pajak resto, hotel, tempat hiburan dan kawasan wisata serta lainnya.
Badung adalah salah satu kabupaten yang memiliki PAD terkuat di Indonesia. Bahkan Badung diklaim sebagai daerah yang sangat mandiri karena telah mampu membiayai dirinya sendiri alias tanpa sokongan dana APBN.
“Dari data yang ada PAD yang masuk mencapai Rp6 trilyun dalam satu tahun. Badung setara dengan Kutai Kartanegara. Kutai ini daerah yang kuat kedua setelah Badung. Kutai Kartanegara ini dibackup dari hasil buminya seperti minyak, tambang dan lain-lain, ” jelas Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan saat membuka Rakor PAD tingkat Kabupaten Gowa yang digelarnya di Fashion Hotel Legian, Kabupaten Badung, Selasa (12/9) dan dihadiri seluruh pimpinan SKPD lingkup Pemkab Gowa yang mengelola PAD.
Melihat kondisi Klungkung dan Badung yang begitu sempurna sebagai daerah wisata, sehingga Adnan pun menegaskan potensi-potensi PAD yang ada harus digenjot agar Gowa juga bisa segera menjadi daerah yang mandiri. Di Indonesia kata Adnan, terdapat daerah yang mampu secara PAD (mandiri), daerah yang setengah mandiri dan tidak serta daerah yang PADnya kecil sehingga membutuhkan dana transfer dari pusat.
“Setiap daerah itu harus mandiri, kita di Kabupaten Gowa terus berusaha menuju kemandirian daerah, sehingga harus betul-betul memiliki visi yang sama untuk bisa meningkatkan PAD jauh lebih tinggi dibandingkan sekarang dan kemandirian daerah itu bisa terwujud melalui para SKPD sebagai pengelola pendapatan,” tandas Adnan kepada para pejabat Pemkab Gowa yang hadir.
Dikatakan Adnan, rakor para pengelola PAD di Gowa ini sengaja digelarnya di Badung karena Badung akan dijadikannya contoh dan motivasi untuk bisa serius mengelola PAD. Bukan hanya di sektor wisata tapi juga sektor lainnya.
Dikatakan Adnan, ada tiga strategi yang dilakukan dalam peningkatan PAD Gowa, pertama pengembangan pariwisata unggulan dengan menghadirkan berbagai wisata unggulan yang mampu menarik wisatawan datang ke Gowa khususnya saat akhir pekan.
“Senin-Kamis kita memang tidak bisa menandingi Makassar, namun di hari Jumat-Minggu kita bisa menarik orang datang ke Gowa untuk liburan apalagi di tahun ini ada berbagai tempat wisata unggulan yang pengerjaannya sedang berjalan yaitu Cimory Malino Wonderland, Malino Hills, Kampung Eropa dan Malino Green Hills. Jika semuanya selesai maka Insya Allah potensi PAD Gowa akan meningkat lebih pesat,” kata Adnan.
Selain itu, Adnan pula menyebutkan strategi lainnya yang dilakukannya yakni menciptakan iklim investasi yang kondusif dan pengembangan inovasi peningkatan PAD. Menurutnya, semua ini harus dikelola dengan baik agar beban keuangan yang ada mampu tertangani dengan meningkatkan PAD di Kabupaten Gowa.
“Kondisi keuangan daerah saat ini tidak sedang baik-baik saja, apalagi beban APBD sangat besar di tahun depan (2024) karena ada Pilkada dan itu harus dianggarkan full dari APBD, beban hubungan keuangan pemerintah pusat yang mewajibkan infrastruktur 40 persen, 30 persen untuk belanja pegawai, pendidikan 20 persen, kesehatan 10 persen, dana desa naik menjadi 15 persen, lalu kemudian ada APIP ada BPJS. Kalau kita tidak mampu mengelola pendapatan kita maka ini tidak akan mampu kita anggarkan dengan baik oleh karena itu salah satu caranya maksimalkan pendapatan yang bisa dimaksimalkan,” kata Bupati Gowa.
Sementara Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Gowa yang juga Koordinator Pengelola PAD Kabupaten Gowa Indra Wahyudi Yusuf mengatakan Rakor ini dilakukan untuk menyatukan persepsi dan berkolaborasi dalam upaya meningkatkan PAD di Kabupaten Gowa.
“Jadi keberadaan kami di Badung ini selain rakor, kami juga sambil studi tiru. Dari Bupati Klungkung dan Badung kami mendengarkan langsung kiat-kiat pemerintah setempat tentang penghasil-penghasil PAD besar daerahnya, ” kata Indra. –