GOWA, UJUNGJARI.COM — Jika menyebut nama Nurliah Ruma, pasti orang mengenalnya sebagai seorang aktivis pemberdayaan masyarakat yang sudah beraktivitas belasan tahun dan dikenali dengan sebutan Korkot Kotaku atau Koordinator Kota Kota Tanpa Kumuh.
Sosok ini membackup tujuh kabupaten sebagai wilayah kerjanya yakni Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Bulukumba dan Kepulauan Selayar. Luar biasa wilayah cakupan kerjanya. Bahkan sosok aktivis perempuan bergelar sarjana pendidikan dan magister managemen ini sudah berhasil membawa masuk miliaran rupiah untuk program pembangunan pengentasan kekumuhan. Dan di Kabupaten Gowa, program penataan kumuh itu sudah berjalan di 14 kelurahan di Kecamatan Somba Opu dan satu kelurahan di Kecamatan Pallangga.
Kerja-kerja pemberdayaan yang hasilnya bermuara langsung pada kehidupan masyarakat dan kini nyaris tidak ada lagi wilayah kumuh dalam kota berkat campur tangan Nurliah Ruma sebagai Korkot Kotaku. Lalu kenapa Nurliah Ruma malah memilih masuk menjadi calon kegislatif? Inilah jawabannya.
Kepada BKM saat dimintai apa motivasinya masuk caleg, Jumat (1/9), Nurliah Ruma mengatakan singkat, yakni ingin fokus mengawal pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, akan sangat berbeda ketika dia berada di posisi Korkot Kotaku. Dimana dirinya hanya mampu melakukan pemberdayaan dengan program terstruktur dari pusat ke bawah dan program itu sudah ada dan harus dijalankan sesuai proporsinya.
Tapi akan sangt beda ketika dia berada di posisi sebagai legislatif. Menurutnya, jika masuk legislatif maka dirinya nanti bisa menjadi pelaksana kebijakan sebab sebuah program harus ada yang kawal, harus ada yang memperjuangkan. Jika posisinya hanya di Korkot maka belum tentu bisa mengawal satu kebijakan.
“Itulah sebabnya saya termotivasi untuk masuk mencalonkan diri di Pileg 2024 nanti. Impian saya adalah ingin masyarakat berdayaguna dan itu harus melalui legislatif. Selain itu jika saya terpilih nanti sebagia wakil rakyat maka saya ingin memperlihatkan ke masyarakat bahwa kerja-kerja anggota DPRD itu begini ini. Tentang fungsi monitoring, fungsi pengawasan dan fungsi lainnya,” kata Nurliah Ruma yang memegang nomor urut 6 ini.
Diakuinya, bahwa dirinya sangat tergelitik juga kalau ketemu orang-orang dan bertanya bahwa DPRD itu kerja apa, sementara saya dalah pekerja pemberdayaan.
“Karena itu ketika saya terpilih maka saya ingin perlihatkan bahwa ini kerjanya DPRD, begini kerja wakil rakyat. Itu yang saya mau perlihatkan. Insya allah jika saya terpilih nanti maka hati, jiwa, raga dan pikiran akan saya persembahkan untuk rakyat, ” kata Nurliah Ruma.
Ditanya soal beratnya persaingan caleg di Dapil 1 Somba Opu (Gowa) bahkan dapil ini dikenali dengan sebutan dapil neraka, bagi ibu satu putri ini mengatakan jangan takut menghadapi kompetisi di Dapil 1.
“Kalau saya yang pertama adalah semua dilakukan pakai hati. Saya pake metode pemberdayaan karena selama ini saya memang bekerja pada sektor pemberdayaan. Sehingga bagi saya, memasuki dapil neraka seperti kata orang bagi saya tak ada kegalauan. Saya tidak sesumbar tapi saya yakin dengan hati, tentu semua bisa dilakukan dan dihadapi dengan baik. Saya ini bekerja sebagai aktivis pemberdayaan jadi mungkin saya merasa bahwa ternyata saya mungkin ada juga yang suka dan mungkin saja saya disuka kalau jalan. Karena itu saya datang intens ke masyarakat, menyapa mereka, mendengarkan unek-uneknya dan berdiskusi. Itu saya kira sebuah strategi yang sangat jitu bagi saya, ” papar istri dari Muh Tutu ini.
Menurut Nurliah Ruma dunia politik adalah dunia hitung-hitungan. Sehingga dirinya pun berjalan secara terstruktur. Terstruktur yang dimaksudkannya adalah berjalan by data sehingga dia sangat yakin bahwa dirinya bisa bersaing dengan orang lain.
“Seperti para caleg lainnya tentunya saya punya strategi juga. Dalam satu hari saya berhitung bahwa saya harus ketemu sekian orang dalam satu hari sehingga hitung-hitungan saya bahwa sampai ke titik pemilihan saya sudah ketemu dengan sekian orang, ” papar Nurliah Ruma.
Khusus soal PPP yang saat ini menjadi partai tempatnya berkompetisi menuju DPRD, Nurliah Ruma mengaku para caleg PPP telah dimatangkan dengan program yang menjadi tujuan dan target kemenangan.
“Anjuran partai kami bahwa semua caleg PPP wajib melakukan berbagai strategi melalui hal-hal positif ke masyarakat sehingga masyarakat menjadi semakin suka PPP. Target PPP Gowa saat ini adalah 11 kursi di DPRD (saat ini PPP pemegang pucuk pimpinan DPRD Gowa dengan 8 kursi), makanya PPP mengusung para calegnya yang bukan kaleng-kaleng. Semua caleg PPP adalah petarung sejati dan selalu solid menjaga kebersamaan menuju kemenangan, ” kata Nurliah Ruma. –