MAKASSAR, UJUNGJARI–PT Semen Tonasa, mewakili SIG, turut ambil bagian dalam kegiatan Seminar dan Workshop Waste Management, yang merupakan rangkaian BUMN Environmental Movement, di Hotel The Rinra Makassar, Jum’at(11/8).
Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dari kalangan insan BUMN, UMKM, mitra binaan, dan bank sampah ini, secara spesifik membahas tentang pengelolaan sampah dan limbah secara tepat guna.
Dalam seminar dan workshop ini, General Manager Produksi Klinker PT Semen Tonasa, Iswahyudi, didaulat menjadi salah satu pemateri. Selain itu, perusahaan persemenan tertua di Indonesia Timur ini juga mengirimkan lebih dari 40 orang peserta yang terdiri dari karyawan milenial serta istri-istri karyawan Semen Tonasa.
Dalam paparannya, Iswahyudi mengawali dengan menjelaskan komitmen utama Indonesia terhadap mitigasi krisis iklim yang harus dicapai. “Selain target Nationally Determined Contributions (NDC) mengurangi emisi 29% pada tahun 2025, Indonesia juga memiliki komitmen untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) maksimal pada tahun 2060. Dan sektor energi adalah salah satu sektor yang perlu diperhatikan untuk menentukan keberhasilan pencapaian target ini, dikarenakan energi fosil merupakan peyumbang kedua terbesar emisi karbon yang dilepas ke udara. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan, mengapa selama ini SIG, termasuk PT Semen Tonasa didalamnya, memiliki concern yang tinggi terhadap masalah energi ini,” urai Iswahyudi.
Lebih jauh, Iswahyudi menjelaskan bahwa industri semen merupakan industri yang mengonsumsi banyak energi, baik thermal maupun listrik. Di mana biaya energi mencapai 30 – 40 % dari biaya produksi (COGM). Untuk memproduksi terak, dibutuhkan energi panas sekitar 780-830 kcal/kg. Sedangkan untuk memproduksi semen, konsumsi energi listrik mencapai 80-100 kWh/ton semen.
“Peningkatan penggunaan energi terbarukan merupakan jawaban atas 2 isu sekaligus, yaitu isu terkait lingkungan dan juga isu terkait efisiensi biaya. Kedua hal ini selain dapat menjadi added value bagi perusahaan, juga merupakan salah satu kunci agar kami dapat terus bersaing di pasar yang semakin kompetitif ini,” jelasnya.
Iswahyudi mengungkapkan, bahwa secara garis besar ada 5 hal yang telah dilakukan oleh Semen Tonasa dalam upayanya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Antara lain peningkatan penggunaan Alternative Fuel & Raw Material (AFR), penurunan Clinker Factor, optimalisasi Specific Thermal Energy Consumption (STEC), penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta implementasi Sistem Manajemen Energi dan Industri 4.0.
“Alhamdulillah, dengan dukungan manajemen serta kerja keras seluruh pihak, selama 4 tahun Semen Tonasa menerapkan Sistem Manajemen Energi dan Industri 4.0, telah memberikan benefit yang cukup signifikan. Diantaranya adalah kami mampu menghemat biaya energi senilai Rp 240 Miliar, menghemat penggunaan energi sebesar 4.370 TJ, serta mereduksi CO2 sebesar 435 kT. Di mana semua efisiensi ini ekuivalen dengan penghematan penggunaan batu bara sebanyak 149.141 T dan atau seperti menanam 15 juta pohon,” pungkasnya.( Udi)