ikut bergabung

FGD Kaukus Timur Indonesia: Membangun Imajinasi Baru Indonesia lewat IKN Nusantara


Berita

FGD Kaukus Timur Indonesia: Membangun Imajinasi Baru Indonesia lewat IKN Nusantara

“Faktanya, sekarang saja penduduk Astana itu sudah 1,3 juta jiwa,” ungkap Fadjroel, mengisyaratkan bahwa pemindahan IKN pastilah ada plus minusnya. Salah satunya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, di awal FGD seri VII, Presidium Kaukus Timur Indonesia, Uslimin, menyampaikan bahwa lembaga yang digagas para jurnalis dan akademisi yang saat ini dipimpinnya merupakan gerakan intelektual dan gerakan moral yang fokus pada perjuangan menjaga keseimbangan politik dan keadilan Kawasan. Suatu hal yang dalam beberapa waktu terakhir, agak terabaikan.

Dari enam seri FGD Kaukus sebelumnya, dimulai dari Makassar, lanjut ke Papua, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB), ungkap Uslimin yang akrab disapa Usle, berbagai problem kebangsaan mencuat ke permukaan. Yaitu, diskriminasi masih sangat kental di Papua, sementara Maluku Utara masih berselimut janji manis, dan Maluku terperlakukan bagai kekasih gelap yang hanya diingat dan didatangi kala dibutuhkan.

Di pihak lain, NTT masih terjebak dalam politik primordial dan ego sektoral antar-pemda provinsi dan kabupaten/kota. Atau NTB yang bagaikan kura-kura emas; mendapat banyak kucuran dan asupan anggaran serta megaproyek nasional bahkan internasional, namun tak juga mampu keluar dari kungkung kemiskinan serta angka stunting yang jauh di atas rerata nasional.

Atas berbagai problematika kebangsaan yang berhasil diungkap Kaukus tersebut, Fadjoel lantas menitipkan amanah khusus untuk ikut menggelorakan imajinasi nasionalisme baru. Salah satunya IKN Nusantara agar perkembangannya bisa sepesat IKN Astana di Kazakhstan.

Baca Juga :   Tampilkan Kartu Macca Peduli, Mudassir-Aksah Unggul Telak di Debat Cabup Barru

“Saya lebih menikmati Kaukus ini sebagai gerakan intelektual, lalu menjadi gerakan komunikasi. Saya tidak tahu apakah nanti akan menjadi gerakan politik. Kaukus timur semoga bisa menjadi lokomotif untuk membangun imajinasi baru Indonesia,” ucapnya melempar asa ke Kaukus.

Jika memungkinkan, lanjutnya, Kaukus sebagai gerakan moral dan gerakan intelektual, bisa memobilisasi dan menjadi lokomotif pertemuan dengan melibatkan seluruh komunitas suku bangsa di Indonesia. “Saya membayangkan Kaukus Timur ini bisa buat pertemuan besar mengenai imajinasi baru nasionalisme kita melalui IKN, dengan berbagai level. Kalau bisa, bahkan melibatkan 1.331 etnik group yang ada di Indonesia. Kalau bisa, (Kaukus) mengumpulkan 1.331 suku bangsa, untuk membuat satu imajinasi baru Indopneia, salah satunya melalui IKN,” harapnya.

dibaca : 275

Laman: 1 2 3 4 5



Komentar Anda

Berita lainnya Berita

Populer Minggu ini

Arsip

To Top