SURABAYA, UJUNGJARI.COM — Makassar Travel Fair (MTF) Dinas Pariwisata Kota Makassar tahun ini berlangsung di Kota Surabaya setelah dilaksanakan di Kota Jakarta pada 2022 lalu.
MTF dilaksankan di Grand City Mal, Surabaya selama dua hari, Sabtu-Minggu (5-6/8/2023).
Lewat travel fair ini, Dispar Makassar membawa seni dan budaya Makassar ke Surabaya.
Dispar memboyong penari dan pelaku seni Makassar untuk tampil di depan masyarakat Surabaya, khususnya pengunjung Grand City Mal.
Para penari menghibur pengunjung dengan tarian empat etnis, Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar.
Ada pula atraksi peraga atau sepak raga yang merupakan kesenian olahraga asal Bugis-Makassar.
Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Dispar Makassar, Yulianti Jabir mengatakan, ia sengaja mendatangkan budaya dan seni Makassar ke Surabaya untuk memperkenalkan Makassar kepada masyarakat Surabaya.
Makassar Travel Fair menjadi ajang promosi dan memasarkan pariwisata khsusunya sektor bahari, sejarah, hingga MICE.
Giat ini juga sekaligus mempertemukan industri hotel dan travel untuk bertemu dengan calon pembeli.
“Kami mengajak sekaligus memfasilitasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel untuk melakukan promosi dan transaksi secara langsung dengan calon pelanggan,” ucap Yulianti Jabir.
Ada beberapa agenda dalam travel fair ini, antara lain pameran dan eksibisi, pentas seni dan budaya, demo masak, live musik, fashion show, sketsa melukis, dan masih banyak lagi.
Sekretaris Dinas Pariwisata Makassar, Andi Tenri Lengka mengatakan, inti kegiatan ini adalah memberi ruang bagi industri untuk bisa sharing dan melaksanakan program kegiatan yang memberikan promosi bagi Kota Makassar.
Ada banyak hal yang bisa dieksplor mulai dari dari destinasi hingga potensi MICE.
“Kita juga sudah lakukan Makassar Direct Sale (MDS), tujuannya bagaimana industri di Makassar dan Surabaya bisa sharing penjualan langsung. Pada hari ini MTF bisa promosi apa yang jadi potensi Makassar,” kata Andi Engka.
Tahun ini, ada 80 event lokal maupun nasional berlangsung di Makassar.
Beberapa diantaranya telah berlangsung, seperti hari otonomi daerah, Indonesia GPR Award, Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK), tuan rumah Rapat Kerja Nasional (rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVI.
Rakernas Apeksi telah memberikan dampak luar biasa bagi kota Makasar, industri perhotelan banjir pengunjung, tempat wisata dan sentra oleh-oleh banyak dikunjungi.
“Kami selalu memberi ruang kepada industri karena pendapatan PAD kita bersumber pada industri,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudparopar) Kota Surabaya mengaku seolah sedang menjelajahi Kota Makassar lewat Makassar Travel Fair ini.
Sebab ada banyak kesenian yang ditampilkan, ini sekaligus memperlihatkan keberagaman budaya Makassar.
“Harapannya bahwa hari ini kita bisa jelajahi Kota Makasar, tadi kita diperlihatkan bebrapa kesenian gabungan beberapa suku di Makassar, hari ini semua pengunjung mal dapat menyaksikan keanekaragaman budaya di Makassar,” katanya.
“Pada kesempatan baik ini bapak telah membawa seni budaya dan kuliner yang ada di Makassar ke Surabaya, semoga kerjasama ini semakin meningkat dan kian optimal,” sambungnya. (rhm)