GOWA, UJUNGJARI.COM — Berbagai UMKM yang tergabung dalam kelompok pengolah dan pemasaran (Poklahsar) ikan menggelar pasar sehat pada program Rabu Sehat di pelataran perkantoran Pemerintah Kabupaten Gowa, Rabu (2/8) pagi.
Pasar yang digelar usai kegiatan olahraga bagi seluruh pegawai lingkup Pemkab Gowa ini akhirnya menjadi pusat jajanan dan belanja kuliner menu olahan ikan yang disajikan para anggota Poklahsar Assamuturu’ Kecamatan Tinggimoncong dan kelompok kuliner berupa cemilan dari Kecamatan Somba Opu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berbagai menu olahan ikan dijajakan ada yang sudah siap saji ada juga yang bentuk frozen (beku) dan bahan mentah siap dimasak atau digoreng. Menu olahan ikan yang dijajakan seperti abon ikan palluce’la, ikan palluce’la khas Malino, otak-otak ikan goreng ikan, mpek-mpek ikan tuna, otak-otak ikan bakar, kripik ikan asin, krupuk ikan dan olahan ikan lainnya.
Para pegawai usai olahraga pun langsung menyerbu jajanan ringan. Ada yang dimakan di tempat ada juga yang membeli untuk bahan stok di rumah. Harganya pun variatif mulai harga 10 ribu rupiah hingga 40 ribu rupiah.
Jusmiati, Ketua Poklahsar Assamaturu Kecamatan Tinggimoncong mengatakan sebagai UMKM pengolah ikan, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan pasar ikan olahan yang digelar oleh Dinas Perikanan Gowa.
“Saya berharap masyarakat lebih rutin mengkonsumsi ikan. Kalau bosan ikan basahnya kita bisa konsumsi ikan olahannya. Ada berbagai macam olahan kita buat. Kenapa harus rajin makan ikan? Supaya masyarakat khususnya anak-anak bisa terpenuhi gizinya dari ikan baik itu menu ikan masak original maupun dalam bentuk olahan lainnya. Kami harapkan agar anak-anak yang sementara tumbuh berkembang khususnya anak usia dini dan usia sekolah sebaiknya orangtuanya selektif memberikan lauk bagi anaknya. Jangan biasakan memberi mie instan sebab tidak bagus untuk pertumbuhan anak, ” kata Jusmiati.
Dikatakan Jusmiati, sebaiknya, anak-anak usia dini dibiasakan makan ikan baik original maupun olahan. Dengan makan ikan tambah Jusmiati, maka gizi anak akan terpenuhi. Setidaknya jika rajin mengkonsumsi ikan maka nutrisi untuk pertumbuhan anak baik otak dan tulangnya akan baik sehingga bisa mencegah stunting (kekerdilan fisik serta IQ rendah).
Diakui Jusmiati, di Gowa memang tidak ada laut namun banyak tambak atau sungai serta air payau. Sarana ini bisa dijadikan wadah membudidaya ikan air tawar seperti ikan lele, ikan gabus, ikan nila dan ikan bogolo’.
“Saya ajakki ibu-ibu untuk proaktif mencipta makanan ikan olahan, sebab ikan tawar kita banyak dan ini bisa mendatangkan omzet bagi ekonomi keluarga jika kita mengolah dengan baik lalu memasarkannya, ” ajak Jusmiati.
Jusmiati pun meminta pemerintah memberikan perhatian kepada para anggota Poklahsar baik dalam bentuk fasilitas pemasaran maupun bantuan modal usaha.
“Saat ini Poklahsar Assamuturu’ memiliki 30 anggota terdiri dari 15 anggota usaha budidaya dan 15 anggota lagi untuk pengolahan. Alhamdulillah selama ini kami dibina oleh Dinas Perikanan sehingga sedikit banyaknya wawasan ilmu budidaya dan ilmu pengolahan sudah kami dapatkan. Namun mungkin pemerintah bisa melirik kami untuk bisa dibantu peralatan produksi dan kemasan atau kami diberi modal usaha atau dana hibah agar kami bisa lebih eksis melakukan produksi dan pemasaran, ” kata Jusmiati lagi.
Diakuinya produk olahan ikan yang diproduksi Poklahsar seperti abon ikan palluce’la sudah merambah dalam dan luar Sulawesi, seperti Sleman dan Tangerang. Dan rutin pemasasan ke wilayah Maros, Makassar, Takalar. Produk ikan olahan Poklahsar juga sudah rambah minimarket yang ada di Gowa dan Makassar meski masih dalam jumlah minim.
Produk ikan olahan ini juga sudah menjalar ke konsumen di beberapa perkantoran besar seperti bea cukai, imigrasi, dan perkantoran instansi pemerintah maupun swasta lainnya. Selain itu, tambah Ratnasari selaku anggota Poklahsar, penjualan juga dilakukan anggota binaan dengan memasuki marketplace dan penjualan secara online serta offline.
Terpisah, Nurliyah, Kabid Kelembagaan dan Pengembangan Usaha Perikanan Dinas Perikanan Gowa mengatakan potensi olahan ikan di Gowa sangat luar biasa sejak ada pendampingan di Dinas Perikanan.
Pemasarannya, awalnya cuma dari tetangga dan teman-teman dan kemudian masuk jadi binaan Dinas Perikanan. Akhirnya produk-produk olahan ikan para UMKM ini sudah dikenali banyak orang dan daerah luar.
“Apalagi kami rutin melakukan kegiatan pasar-pasar kecil atau pameran di Gowa dan di luar Gowa. bahkan hingga keluar kita lakukan pasar olahan ikan ini. Dan produk mereka ini sudah sampai ratusan pack ke daerah lain seperti Irian Jaya, Manokwari, Gorontalo, Kendari dan Sulawesi Tengah. Alhamdulillah karena kami dari dinas menyebarkan brosur-brosur produksi olahan ikan dari kelompok binaan kita ini sehingga kini sudah banyak dikenali. Bahkan kita sudah pasok penjualan ke daerah luar Sulawesi hingga ratusan pack, ” kata Nurliyah.
Untuk membantu pengembangan usaha UMKM dari Poklahsar ini kata Nurliyah, pihaknya melakukan berbagai giat penambahan wawasan bagi para UMKM khusus usaha ikan olahan maupun budidaya.
Sekarang sudah ada 26 Poklahsar terbentuk dan dibina oleh Dinas Perikanan. Satu kelompok terdiri 10 orang anggota UMKM.
“Yang 26 Poklahsar ini khusus untuk pengolah dan pemasar. Untuk kelompok pembudidaya lain lagi. Khusus pembudidaya sudah dibina sebanyak 200 lebih kelompok (air tawar dan air payau). Dan untuk pembudidaya ini berkembang di hampir semua kecamatan di Gowa, salah satu budidaya yang dikembangkan dinas adalah di Kecamatan Bontonompo Selatan, di wilayah ini memang banyak petani tambak ikan tawar, ” papar Nurliyah.
Diakui Nurliyah, gencarnya dilakukan pasar-pasar ikan olahan sebagai bentuk kampanye para UMKM pengolah dan pemasaran ikan olahan untuk mencegah stunting di masyarakat dan lebih fokus lagi dalam upaya membantu pemerintah melakukan percepatan penurunan stunting.-