MAKASSAR, UJUNGJARI.COM–Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel mengawal dakwah milenial dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas kader mubalik berwawasan digital untuk menghadapi tantangan disrupsi keagamaan dan memperkuat dakwah digital Muhammadiyah.
“Di Majelis Tabligh ini, kami mendapat amanah dari Pimipinan Pusat Muhammadiyah untuk memperkuat kapasitas muballigh dan mengawal dakwah milenial,” kata Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Dr Dahlan Lama Bawa, didampingi Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel, Dr Nurdin Mappa kepada wartawan, di Makassar, Selasa, 01 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Amanah Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu, katanya, juga telah ia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel, yang dipimpin Ketua Majelis Dr Nurdin Mappa, di Makassar, Ahad, 30 Juli 2023.
Dalam Rakor itu ada dua agenda yang dibahas yaitu Orientasi Kebijakan Program Penjelasan Tupoksi masing-masing pengurus, serta Program Kerja Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel.
Dahlan Lama Bawa menyampaikan bahwa salah satu bidang yang ia tekankan yaitu bidang pembinaan Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah (GJDJ), karena bidang ini menjadi harapan yang besar ke depan.
“Kita berharap GJDJ menjadi Pilot Project Kolaborasi dengan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) yang nanti akan diajukan pada Rapat Kerja Wilayah Muhammadiyah Sulsel pada Agustus ini, dan kami menargetkan ada 4.000 anggota jamaah,” kata Dahlan
seraya menambahkan bahwa untuk mencapai target tersebut, katanya, dibutuhkan 200 SDM muballigh yang siap melakukan pembinaan.
Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel, Nurdin Mappa, menambahkan bahwa dalam rapat majelis yang dipimpinnya diputuskan sepuluh poin program kerja sesuai usulan pada Musyawarah Wilayah ke 40 Muhammadiyah Sulsel, di Kabupaten Enrekang, Maret 2023.
“Ada sepuluh poin program kerja yang kami buat sesuai usulan pada Musywil Muhammadiyah Sulsel di Enrekang, beberapa bulan lalu,” kata Nurdin Mappa.
10 Program Kerja
Ke-10 poin program kerja tersebut yaitu pertama, menyusun dan mengembangkan model penyebaran dan pembinaan keagamaan yang holistik berdasarkan paham keagamaan dan manhaj gerakan Muhammadiyah yang bermisi dakwah dan tajdid serta berpandangan Islam berkemajuan.
Kedua, menyusun pedoman/panduan keislaman hasil tarjih untuk disebarluaskan dan dijadikan model pembinaan keagamaan bagi umat dan masyarakat.
Ketiga, standarisasi manajemen tabligh, tata kelola, dan pembinaan masjid dan mushallah, dan integrasi lembaga korps muballigh Muhammadiyah dalam penyebaran paham keagamaan Muhammadiyah dan pembinaan jamaah.
Keempat, meningkatkan kualitas organisasi majelis tabligh di seluruh tingkatan yang mampu bersaing dengan lembaga-lembaga tabligh di luar yang berwawasan Islam berkemajuan.
Kelima, meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dakwah baik internal maupun eksternal persyarikatan untuk intensifikasi dan ekstensifikasi kinerja tabligh.
Keenam, meningkatkan kualitas anggota pimpinan dan kader muballigh yang berwawasan Islam berkemajuan dan memiliki kapasitas keilmuan yang luas, wasathiyah, inklusif, dan kompetitif menghadapi berbagai perkembangan paham dan dinamika keagamaan, kemasyarakatan, dan dunia kontemporer.
Ketujuh, meningkatkan kuantitas dan kualitas kader muballigh berwawasan digital untuk menghadapi tantangan disrupsi keagamaan dan memperkuat dakwah digital Muhammadiyah.
Kedelapan, mengintensifkan dan meluaskan program tabligh yang makin maju, unggul, kompetitif, berwawasan Islam berkemajuan melalui berbagai media/sarana tabligh tatap muka (luring) dan digital/media sosial (daring) sehingga paham Islam dan gerakan Muhammadiyah makin mengakar dan meluas di lingkungan umat, masyarakat, bangsa, dan dunia internasional.
Kesembilan, mengintensifkan produk materi dan layanan tabligh yang bersifat panduan, bimbingan, dan pencerahan baik langsung maupun melalui berbagai media dalam format tulisan dan audio-visual,
termasuk hasil riset dan inovasi dakwah.
“Program kerja kesepuluh yaitu mengintensifkan pembinaan dan penyediaan muballigh Muhammadiyah multiperan dan multiaspek, untuk memenuhi tuntutan persyarikatan, umat, dan masyarakat luas, akan berbagai kebutuhan rohani dan moral, serta bimbingan beragama yang meneguhkan dan mencerahkan kehidupan,” tutur Nurdin Mappa.
Enam Divisi
Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel terdiri atas enam bidang, yaitu Bidang 1: Riset, Inovasi, dan Publikasi Tabligh; Bidang II: Pemberdayaan Korps Muballigh dan Kemasjidan; Bidang II:I Pendidikan, Pelatihan, dan Kaderisasi Muballigh; Bidang IV: Pembinaan Remaja dan Ketahanan Keluarga; Bidang V: Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh; serta Bidang VI: Pembinaan Gerakan Jama’ah dan Dakwah Jama’ah (GJDJ).