MAKASSAR, UJUNGJARI.COM– Anggota DPRD Kota Makassar, Abdul Wahab Tahir menggelar Sosialisasi Penyebarluasan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, di Hotel Royal Bay, Jl Sultan Hasanuddin, Minggu (30/7/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam sosialisasi ini, legislator dari Fraksi Golkar ini menyampaikan bahwa pendidikan di Makassar harus berkualitas.

Ada banyak cara agar pendidikan berkualitas. Salah satunya, kata Wahab–sapaan akrabnya, adalah menaikkan pagu anggaran APBD untuk pendidikan.

Dengan anggaran yang besar, ia meyakini pendidikan bisa lebih baik dengan beberapa pembenahan. Mulai dari sarana dan prasarana hingga kualitas guru.

“Hal pertama yang menjadi konsentrasi saya adalah pagu anggaran. Pada saat itu saya masuk di Komisi D itu hanya Rp600 Miliar. Jadi saya naikkan Rp900 Miliar,” katanya.

Di saat itu juga, ia mengaku bahwa perlunya pembenahan terus menerus. Untuk itu, ia berkomitmen untuk menambah anggaran pendidikan.

“Bahkan di rapat paripurna pun saya habis-habisan untuk minta ditambah dan akhirnya semua fraksi menyetujui,” tambah Wahab.

Ia pun meminta orang tua agar lebih fokus memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya. Wahab menjamin Makassar akan punya pendidikan berkualitas.

“Intinya jangan wariskan kebodohan kepada anak kita,” tukasnya.

Komisaris Utama PSM Makassar, Munafri ‘Appi’ Arifuddin juga menilai Makassar masih tertinggal soal pendidikan. Siswa saat ini dinilai kurang dalam hal pendidikan karakter.

“Yang kita juga mau ajarkan kepada anak-anak kita adalah bagaimana karekter dan akhlaknya, bagaimana menaati aturan yang ada. Itu yang kurang,” ucapnya.

Ketua Golkar Makassar ini juga memandang bahwa perda penyelenggaraan pendidikan perlu diterapkan lebih baik lagi. Tidak hanya untuk dibaca.

“Perda ini sudah bagus tapi implementasinya yang kurang. Kita butuh penerapannya yang baik sehingga pendidikan kita bagus,” lanjut Appi.

Terakhir, Ustadz Syamsir juga berpendapat bahwa pendidikan saat ini perlu dibenahi. “Karena pendidikan saat ini kita tahu memang masih kurang berkualitas,” ujarnya.

“Apalagi untuk guru dan kompetensi yang ada. Itu harusnya kita benahi agar anak kita lebih cerdas dan berakhlak,” tutup Syamsir. (*)