SEMARANG,UJUNGJARI.COM – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong para Kepala Dinas Pertanian di Provinsi Jawa Tengah untuk memperkuat ketersediaan pangan nasional dengan mempercepat proses panen dan tanam. Menurut SYL, Jawa Tengah termasuk wilayah zona hijau yang masih memiliki air dari Sungai Bengawan Solo dan Sungai Berantas.
“Hari ini saya bersama kadis Provinsi dan seluruh kadis Jawa Tengah melakukan gerakan nasional mengantisipasi dampak el nino dengan mencoba mengintervensi langkah cepat kepada 100 ribu hektar di Jawa Tengah,” ujar SYL saat menghadiri rakor penanganan el nino di Semarang, Kamis, 27 Juli 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejauh ini, kata SYL, Presiden Jokowi memerintahkan penguatan atau booster terhadap 9 Provinsi di Indonesia. 3 Provinsi di antaranya ada di Pulau Jawa, kemudian Banten dan sisanya ada di luar Pulau Jawa. Oleh karena itu, SYL berharap penanaman 1000 hektare di masing-masing daerah dapat dilaksanakan secara cepat.
“Semoga kita bisa atasi lebih baik dan hari ini saya mendapatkan jawaban yang sangat baik dari Pak gubernur dan para kadis bahwa kesiapan air luar biasa, di mana bengawan solo masih penuh. Tapi ingat kita tidak boleh percaya diri pede karena cuaca bisa saja berubah cepat,” katanya.
SYL menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi antar lini agar ke depan pemerintah bisa mengantisipasi pengaruh cuaca ekstrem. Apalagi Pulau Jawa adalah lumbung pangan terbesar Indonesia yang wajib mendapat pengawalan bersama agar pangan tersedia dengan baik.
“Jangan lupa di Jawa ini padat manusianya dan tidak boleh sedikit berspekulasi dengan cuaca karena cuaca itu sangat berpengaruh pada pertanian,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Supriyanto mengatakan bahwa percepatan tanam akan dilakukan secara menyeluruh di semua sentra padi Jateng. Langkah ini perlu dilakukan mengingat el nino bisa berdampak pada turunnya produktivitas.
“Prediksi akan terjadinya el nino menjadi tantangan tersendiri bagi insan pertanian utamanya dalam menjaga produksi pertanian dan menjamin ketersediaan pangan. Apalagi pangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap penduduk, seiring dengan pertumbuhan penduduk maka harus diikuti dengan peningkatan produksi pangan terutama beras,” katanya.
Berdasarkan hasil amatan KSA, kata Supriyanto, potensi luas panen pada periode Januari – Agustus 2023 mencapai 1.417.036 hektar. Sementara potensi produksi gabah kering mencapai 7.939.332 ton atau lebih besar 109.482 ton gabah kering giling dengan periode yang sama pada tahun 2022.
“Perkembangan realisasi Oktober – Juni 2023 terealisasi tanam pada Oktober 2022 bulan Juli 2023 seluas 1.545.757 hektar. Kami optimis mampu memenuhi pangan disaat el nino. Namun semua itu perlu kerjasama dan kolaborasi antar lini,” jelasnya. (pp)