GOWA, UJUNGJARI.COM — Angin segar bagi masyarakat Kecamatan Manuju, Kabupaten Gowa. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa berjanji akan mengambilalih pembangunan Jembatan Jenelata yang terbengkalai bertahun-tahun pasca banjir bandang melanda sungai dan mematahkan jembatan tersebut sejak 2019 silam.

Karena kondisi jembatan yang pembangunannya tidak berlanjut dan fisiknya dikerja swadaya masyarakat menggunakan bilah papan dan bahkan sudah rusak dan bolong-bolong, maka Bupati Gowa pun merasa bertanggungjawab membantu masyarakatnya meski Jembatan Jenelata itu masuk kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Disela meninjau kondisi jembatan Jenelata tersebut, Rabu (26/7/2023) siang, Bupati Adnan meminta Kadis PUPR Gowa Rusdi Alimuddin untuk segera melakukan proses pengalihan aset lalu membuat perencanaan pembangunan badan jembatan.

Adnan mengikutkan juga Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Abd Karim Dania untuk perencanaan bakal penganggaran renovasi pembangunan jembatan Jenelata tersebut. Rencananya, jembatan yang menghubungkan Desa Tanakaraeng (Kecamatan Manuju) ke Desa Bilibili (Kecamatan Bontomarannu) akan dibangun pada 2024. Hal ini diungkapkan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan di saat meninjau kondisi jembatan Jenelata tersebut.

“Sabar yah, tahun depan Insya Allah Pemkab Gowa akan menganggarkan pembangunan kembali jembatan Jenelata yang sudah rusak setelah kejadian banjir bandang tahun 2019 silam,” kata Adnan kepada sejumlah masyarakat Tanakaraeng yang berada di lokasi saat Bupati Gowa ini datang meninjau.

Langkah awal yang akan ditempuh oleh Pemkab Gowa, kata Adnan adalah berkordinasi dengan pihak BBWSPJ untuk mengambilalih aset jembatan yang sudah lima tahun menuai keluhan pengguna jembatan.

“Jembatan Jenelata masuk dalam aset Pompengan Jeneberang yang dibangun bersamaan dengan pembangunan Bendungan Bilibili jadi mesti melalui proses penyerahan aset dulu baru bisa kami mulai kerjakan. Tahun ini kami menargetkan untuk pengambilalihan aset jembatan itu dulu dna pembangunannya baru bisa tahun depan (2024),” kata Adnan.

Kenapa harus tahun depan, kata Adnan, karena selain harus melewati proses pengambilalihan aset dulu, juga pengerjaan baru bisa dilakukan tahun depan disebabkan prediksi pengerjaan jembatan membutuhkan waktu selama 10 bulan. Sementara jika dipaksakan tahun 2023 jelas sudah tidak bisa.

“Hari ini kita turun untuk melihat langsung kondisi jembatan saat ini agar kita dapat mengestimasi dan merencanakan berapa total anggaran yang dibutuhkan untuk merenovasi kembali pembangunan jembatan ini lebih baik dari kemarin,” papar Adnan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Rusdi Alimuddin mengatakan perencanaan renovasi pembangunan jembatan Jenelata dimulai tahun ini, dan pengerjaannya akan dimulai pada 2024.

“Jadi untuk 2023 ini kita akan melakukan pengambilalihan aset jembatan ini dulu lalu kami buat perencanaan pembangunannya dan pada 2024 baru kita melakukan proses pengerjaan fisiknya,” kata Rusdi.

Dijelaskannya, jembatan Jenelata ini direncanakan dibangun dengan ukuran 6×60 meter, dengan perkiraan anggaran mencapai Rp7,5 miliar. Perencanaan model jembatan Jenelata akan sama dengan model jembatan Esere di Kecamatan Tompobulu.-