PANGKEP, UJUNGJARI—Pemprov Sulsel berkolaborasi Pemkab Pangkep bangun pabrik pembuatan bahan bakar dari sampah( Badriah). Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, didampingi bupati Pangkep Muhammad Yusran Lalogau tandatangani prasasti pembangunan pengolahan sampah Refuse-derived fuel(RDF) ini di dusun Sambau desa Padanglampe kecamatan Ma’rang, Sabtu(15/7).

Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, RDF merupakan yang pertama di kawasan Indonesia timur.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pembangunan RDF lanjutnya, hasil kolaborasi Pemprov Sulsel dan Pemkab Pangkep dengan anggaran Rp20 milyar lebih.

“Kolaborasi yang bagus, sinergitas yang jelas antara Pemprov Sulsel dan Pemkab Pangkep membangun RDF untuk solusi persampahan. RDF ini tehnologinya lebih tepat. PT Semen Tonasa nantinya akan memanfaatkan hasil RDF ini untuk bahan bakar,”katanya.

Hadirnya RDF di Pangkep katanya, akan menjadi percontohan daerah lain alat yang sesuai rekomendasi Presiden RI membuat RDF untuk pengelolaan sistem persampahan.

Bupati Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau(MYL) mengatakan Pemkab Pangkep telah melakukan MoU dengan PT Semen Tonasa untuk memgambil hasil dari pengolahan RDF.

“Alhamdulillah, kita ada PT Semen Tonasa untuk mengambil offtakernya. Untuk awal ini, kami belum target OPD setidaknya operasional bisa kembali. Intinya, masalah sampah bisa kami selesaikan,”katanya.

Kepala dinas lingkungan hidup, Thamrin mengatakan, pembangunan plant pabrik pembuatan bahan bakar dari sampah (Badriah)
ini termasuk salah satu program strategi pemerintah kabupaten Pangkep dan mendapatkan pendampingan/MCB dari KPK, selain itu kegiatan ini juga mendapat pendampingan dari kejaksaan negeri Pangkep.

“Berdasarkan kontrak, kegiatan pekerjaan ini dilaksanakan selama 150 hari. Berdasarkan laporan, progres hari ini sudah mencapai 25%

Plant Badriah ini salah satu tindak lanjut DLH Pangkep untuk menyelesaikan permasalah sampah. Tempat pembuangan akhir(TPA) sudah terlalu menumpuk.( Udi)