Site icon Ujung Jari

Kajati Sulsel Jadi Inisiator Gerakan Penanaman 12.500 Bibit Buah Buahan

MAROS, UJUNGJARI–Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Leonard Eben Ezer Simanjuntak didampingi Ketua Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Wilayah Sulsel Ny. Friska Leo Simanjuntak memimpin gerakan penanaman 12.500 bibit buah buahan di Desa Toddopulia Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, Selasa (12/07/2023).

Gerakan Penanaman 12.500 Bibit Buah-buahan produktif dilakukan secara serentak pada 63 titik lokasi di seluruh Kabupaten/Kota Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka memperingati Hari Bhakti Adhyaksa yang ke 63 (yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2023) dan sekaligus Hari Ulang Tahun Ikatan Adhyaksa Dharmakarini XXIII Tahun 2023 (yang akan dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2023).

Turut hadir Bupati Maros, H.A.S. Chaidir Syam, S.Ip, MH, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jeneberang Saddang Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Azis S.Hut., M.Sc, Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Wilayah Sulawesi Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si, Kepala Dinas Kehutanan Dan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Selatan Ir. Andi Hasbi, Mt, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan Ir. Jusman, Para Asisten Pada Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, dan Para Kepala Kejaksaan Negeri se-Wilayah Sulawesi Selatan yang mengikuti secara Virtual, Kepala Kejaksaan Negeri Maros, Seluruh Kepala Upt Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan, Kabag Tu dan Para Koordinator pada Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan.

Kajati Sulsel Leonard Eben Ezer Simanjuntak menyampaikan, kegiatan Gerakan Penanaman Bibit Produktif memiliki makna yang sangat penting dan strategis bagi kita semua utamanya dalam membangun komitmen bersama untuk menyelamatkan lingkungan yang kita huni dari berbagai permasalahan yang timbul sebagai akibat dari berbagai aktifitas pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Dimana kondisi lingkungan yang saat ini dalam kondisi yang tidak sehat. Bencana-bencana hidrometerologi frekwensi dan sebarannya yang semakin meluas, seperti halnya kejadian bencana banjir dan tanah longsor di Bali, yang mengakibatkan 156 rumah terendam, 7 jembatan dan jalan terputus dan 1 orang korban jiwa.

Banyak lagi kejadian bencana yang melanda wilayah kita, termasuk kejadian banjir di kota Makassar, Pangkep Parepare dan beberapa Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan yang terjadi pada akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023. Bencana-bencana tersebut sebagai dampak dari perubahan iklim yang mana dipicu oleh faktor internal berupa el-nino dan faktor eksternal yang diakibatkan oleh aktivitas manusia dalam bentuk perubahan komposisi udara dan perubahan penggunaan lahan.

Perubahan alam eksternal, kata Kajati, berupa aktivitas manusia telah menyebabkan efek gas rumah kaca. Seperti halnya yang dirasakan saat ini, kenaikan suhu bumi, musim kemarau yang berkepanjangan, pola curah hujan yang tidak teratur dan ekstrim yang akhirnya berdampak pada sektor pangan, kesehatan, dan lainnya.

Leo Simanjutak melanjutkan bahwa Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, telah menetapkan penanganan lingkungan, pencegahan perubahan iklim dan penanggulangan bencana sebagai Program Prioritas Nasional (Program Direktif Presiden).

Selanjutnya pada tahun 2021 telah dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 98 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk pencapaian target kontribusi yang ditetapkan secara nasional dan pengendalian emisi gas rumah kaca dalam pembangunan Nasional. Pengurangan emisi gas rumah kaca utamanya didukung oleh sektor kehutanan sebagai penyimpan karbon dengan pendekatan carbon net sink. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Programn Folu Net Sink 2030, mendorong tercapainya tingkat emisi gas rumah kaca sebesar minus 140 juta ton CO2e pada tahun 2030, yang dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis melalui empat strategi utama yaitu; menghindari deforestasi, konservasi dan pengelolaan lestari, perlindungan dan restorasi lahan gambut, serta peningkatan serapan karbon.

Leo Simanjuntak sebagai inisiator Penanaman bibit produktif ini menyampaikan bahwa terdapat sebanyak 12.500 (dua belas ribu lima ratus) bibit buah-buahan yang akan ditanam (antara lain buah manga, durian, sukun, dan pala), dimana sejumlah 23 (dua puluh tiga) Kajari, masing-masing mendapatkan 500 (lima ratus) bibit kecuali Kejaksaan Negeri Luwu Timur sebanyak 1.500 (seribu lima ratus) bibit. Semua bibit hari ini ditanam serentak di 63 (enam puluh tiga) titik lokasi dengan dipusatkan ditempat ini di Dusun Kassi-Kassi Desa Toddopulia Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, dan yang paling berbahagia baru saja Kabupaten Maros memperingati Hari Ulang Tahunnya.
Kajati SulSel Leo Simanjuntak juga mengajak kepada semua pihak, baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah untuk menggalakkan melakukan penanaman pohon ataupun penanaman bibit produktif seperti buah-buahan. Dengan penanaman yang dilakukan saat ini di tempat-tempat masyarakat dalam jangka waktu mendatang dapat menanggulangi bencana sebagaimana dampak perubahan iklim. Selain itu dengan penanaman ini akan berdampak pula bagi peningkatan kesejahteraan atau perekonomian masyarakat, serta terwujudnya program pemerintah yaitu tercapainya penyerapan karbon dengan emisi gas rumah kaca turun 40 % Tahun 2030.

Pada akhir sambutanya Kajati Sulsel Leo Simanjuntak menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah menyediakan 12.500 bibit produktif secara gratis dan membantu untuk mencari lokasi dan mempersiapkan pelaksanaan penanaman serentak bersama-sama seluruh Kepala Kejaksaan Negeri se Sulawesi Selatan, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam mensukseskan kegiatan hari ini.

Begitu juga kepada para pemilik lahan di 63 lokasi, Leo Simanjuntak mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang menyediakan lahannya dan mau bersama-sama menggalakkan program penanaman bibit produktif, Leo Simanjuntak juga mengharapkan agar masyarakat dapat memelihara dan memupuknya dengan baik sehingga seluruh bibit produktif yang kita tanam dapat menghasilkan buah-buahan yang berkualitas. Setelah penanaman pohon Kajati Sulsel Leo Simanjuntak melakukan dialog interaktif ke seluruh 63 lokasi untuk mengecek dan memastikan seluruh tanaman telah ditanam dan untuk mengetahui bagaimana respons masyarakat dimana secara umum masyarakat pemilik lahan sangat menyambut baik pelaksanaan ini dan bahkan ada yang meminta agar dapat diberikan tambahan bibit buah-buahan produktif lagi. “Mari berkarya dari Sulsel untuk Indonesia”, tutup Kajati Sulsel Leo Simanjuntak.

 

Exit mobile version