GOWA, UJUNGJARI.COM — Selangkah lebih keren. Tapak Suci Putra Muhammadiyah Kabupaten Gowa berhasil menerapkan sistem digitalisasi berbasis android dalam pelaksanaan ujian kenaikan tingkat (UKT).

Terapan sistem digitalisasi ini pun dipuji Wakil Bupati Gowa Abd Rauf Malaganni. Pujiannya beralasan sebab penggunaan digitalisasi ini dilakukan pengurus cabang Tapak Suci Putra Muhammadiyah ini secara kesinambungan yakni mulai dari pendaftaran peserta hingga materi ujian kenaikan tingkat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Saya mengapresiasi atas capaian yang telah dilakukan oleh Tapak Suci Putra Muhammadiyah Gowa, karena semua sudah berbasis digital,” kata Wabup Gowa Abd Rauf Malaganni diwakili Asisten 1 Setkab Gowa Muhammad Rusdi saat membuka UKT Siswa Tapak Suci Putra Muhammadiyah di Bumi Perkemahan Cadika Limbung, Sabtu (8/7/2023) siang.

Menurut Wabup seperti disampaikan Asisten 1, Tapak Suci Putra Muhammadiyah ini cukup maju sebab telah mengikuti arus jaman dimana pada semua lini sudah berbasis digital.

Pujian juga disampaikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gowa KH Rizal Sulaiman yang hadir. KH Rizal Sulaiman mengatakan, saat ini digitalisasi sudah merambah semua aspek kehidupan, termasuk ranah olahraga. Karena itu, Tapak Suci Gowa pun mengambil peran didalamnya.

Di perhelatan ini, Ketua Tapak Suci Putra Muhammadiyah Gowa Arifuddin Saeni mengatakan, siswa yang ikut dalam UKT kali ini berjumlah kurang lebih 275 orang yang berasal sejumlah cabang dan unit di Gowa.

Di kegiatan ini kata Arifuddin Saeni tentu saja diharapkan lahirnya atlet-atlet silat yang handal.

“Yang menarik, karena semua kegiatan ketapaksucian di daerah ini sudah berbasis digital. Ini diawali di Kejurda Tapak Suci yang perhitungan skoringnya sudah digital, sementara daerah lain di Sulsel belum lakukan ini,” kata Kadis Kominfo Statistik dan Persandian Kabupaten Gowa ini.

Arifuddin Saeni juga mengaku bangga lantaran pada UKT kali ini pendaftarannya dilakukan secara online, termasuk penilaian materi UKT sudah digital berbasis android dengan menggunakan barcode.

“Selain Tapak Suci kayaknya di Indonesia belum ada yang lakukan seperti ini,” jelas Arifuddin Saeni. –