GOWA, UJUNGJARI.COM — Tim Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perkebunan (Keswan Disnakbun) Kabupaten Gowa menggencarkan pengawasan kesehatan hewan ternak jelang Hari Raya Idul Adha 1444H.
Pengawasan difokuskan pada penjualan hewan kurban yang saat ini tengah dijajakan para peternak di penangkaran pinggir jalan maupun di kandang peternakan di luar kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Senin (26/6) siang, Tim Keswan yang dipimpin drh Widodo mengerahkan tiga dokter hewan lainnya dan menyebar melakukan pemeriksaan kesehatan gigi, mulut, hidung dan seluruh tubuh ternak.
Saat dijumpai di tempat penangkaran sekaligus penjualan hewan kurban sapi milik Rahim Dg Nyampa di kawasan Herstaning Baru, Jl Tun Abd Razak, Kelurahan Paccinongan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sekretaris Dinas Peternakan dan Perkebunan Gowa M Chaerul Aswar menjelaskan tahun ini total hewan ternak yang dipersiapkan untuk kurban di Gowa mencapai 6.283 ekor sapi dan 819 ekor kambing. Totalan hewan kurban ini tersebar di 18 kecamatan di Gowa.
Khusus di Kecamatan Somba Opu populasi hewan kurban mencapai 1.514 ekor sapi dan 48 ekor kambing.
“Untuk stok hewan kurban sapi di Gowa terbesar ada di wilayah kota yakni Kecamatan Somba Opu dimana untuk sapi mencapai 1.514 ekor dari total 6.283 ekor sapi yang disiapkan untuk kurban tahun kurban saat ini, ” kata Chaerul Aswar.
Dikatakannya, jelang idul kurban yang tersisa dua hari lagi, pihak Disnakbun gencar melakukan pengawasan khususnya kesehatan hewan kurban.
“Meski kami pastikan tidak ada wabah penyakit hewan yang menerpa baik itu PMK maupun Jembrana atau Antraks, namun kami tetap meningkatkan kewaspadaan itu. Caranya melakukan pengawasan ketat pada laulintas ternak baik dalam Gowa terlebih dari luar Gowa. Sebab jika ada satu ekor saja sapi yang sakit masuk ke Gowa maka dipastikan akan menulari semua sapi yang ada. Makanya kita selektif sekali bahkan kami tutup dulu kran lalulintas hewan ternak antar daerah, ” kata Sekdis Nakbun Gowa ditemui di penangkaran dan penjualan sapi milik Rahim Dg Nyampa tersebut.
Di lokasi penjualan sapi milik Rahim Dg Nyampa yang menyiapkan sekitar 50-an ekor sapi siap kurban di Jl Tun Abd Razak, Tim Keswan Disnakbun Gowa melakukan pemeriksaan kesehatan sapi.
Di lokasi tersebut, ada beberapa ekor sapi jenis Limosin yang dijual untuk kurban. Sapi asal Sinjai Borong yang sudah berusia sekitar 6 tahun pasca dibeli oleh Rahim Dg Nyampa pada usia 1 tahun ini, kini sudah dijajakan untuk kurban. Rahim Dg Nyampa sendiri menjualnya sebesar Rp115 juta untuk berat Limosin 1 ton.
Sapi berbadan besar dengan panjang badan 170 Cm ini diakui Rahim Dg Nyampa sudah ditawar untuk kurban di salah satu perusahaan ternama di Makassar. Dengan bobot 1 ton dan berat bersih daging sapi limosin ini bisa dinikmati oleh warga satu kampung. Dan sapi kurban paling kecil yang dijualnya seharga Rp 12 juta dengan berat daging 60 Kg.
Diketahui, berdasarkan data Disnakbun Gowa di Somba Opu terdapat 22 tempat penjualan hewan kurban yang terfokus di Jl Tun Abd Razak namun statusnya sebagai penjualan musiman. Sebab hanya ramai disaat jelang Idul Adha sedang di hari biasa, semua tempat penjualan di kawasan elit Gowa ini bubar.
Terpisah Kadis Peternakan dan Perkebunan Gowa Suhriati mengarahkan agar masyarakat yang berminat melakukan kurban di tahun Idul Adha ini untuk membeli hewan ternak yang bersyarat.
“Belilah hewan kurban di tempat penjualan resmi yakni di penangkaran sapi serta di RPH. Kita arahkan membeli sapi di tempat-tempat resmi karena kualitas sapi terjamin dan yang jelas kesehatannya baik, ” kata Suhriati.
Dikatakan Suhriati tahun ini juga pihaknya memulai menjalankan kerjasama dengan UIN terkait penyembelihan. Program itu dinamai Juleha atau Juru Sembelih Halal dimana fungsi pihak UIN akan turun memeriksa hasil penyembelihan hewan kurban khususnya kelayakan kesehatan organ dalam hewan kurban apakah layak dikonsumsi atau tidak.
“Kita kerjasama UIN dimana UIN akan menurunkan timnya ke masjid-masjid atau kantor-kantor yang melakukan kurban. Tim UIN ini akan melakukan pemeriksaan Postmortem pasca penyembelihan. Pemeriksaan Postmortem ini tujuannya memberikan jaminan bahwa karkas daging dan jerohan sapi yang dihasilkan aman dan layak dikonsumsi. Manfaatnya untuk mencegah adanya hewan sakit semisal ada cacing di organ dalam sapi kurban seperti cacing hati, cysticercosis, brucellosis dan lainnya. Jadi pelibatan Tim UIN dan Keswan Disnakbun Gowa ini mulai dilakukan pas lebaran lusa saat dilakukan penyembelihan kurban, ” papar Suhriati.-