Site icon Ujung Jari

Dispar Klaim Pendapatan Sektor Pariwisata Makassar Capai Rp400 M

KENDARI, UJUNGJARI.COM — Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Kota Makassar.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Makassar, M. Roem menyampaikan itu dalam kegiatan Direct Sale di Kendari.

Dia mengatakan, itu bersumber dari aktivitas pariwisata, baik pajak hotel, hiburan dan restoran.

“Sektor pariwisata di Makassar sumbang Rp400 miliar terhadap pendapatan pemerintah,” ujarnya, Jumat (23/6/2023).

Olehnya, Dispar terus berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan. Salah satunya melalui kegiatan promosi potensi pariwisata, seperti Makassar Direct Sale di Kendari.

“Ini kontribusi terbesar sekali, jadi kalau industri hotel dan travel agen tidak disupport nanti jomplang,” jelasnya.

Dia menambahkan alasan memilih Kendari seiring mudahnya akses mobilitas. Misalnya tersedia penerbangan langsung (direct flight) serta bisa diakses melalui jalur darat dan laut.

“Waktu terbang Kendari ke Makassar itu singkat hanya 45 menit. Itu tersedia selalu di pagi dan siang hari,” sambungnya.

Roem menambahkan dalam kegiatan ini membawa pelaku industri dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan travel agen yang tergabung dalam ASITA Sulsel.

Sementara Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga memaparkan wisatawan dari Sulawesi Tenggara banyak yang berkunjung ke Makassar. Menyusul memiliki fasilitas yang lengkap seperti kesehatan, pendidikan, hiburan dan penginapan.

“Jadi tidak perlu ke Jawa kan, jauh dan biaya lagi. Uang warga kendari kuat karena ditopang tambang, ini potensi perlu digarap baik dan terus didorong,” paparnya.

Ditempat yang sama Ketua DPD ASITA Sulsel, Didi Leonardo Manaba mengatakan telah menjual paket wisata medis di Kendari. Program dikemas bersama dengan fasilitas kesehatan dan asosiasi olahraga.

“Wisatawan memberikan julukan terhadap Makassar yaitu Makassar kota kuliner atau kota makan enak, Makassar kota seribu warkop, kota MICE, kota romantis, kota sejarah, Makassar pusat budaya Sulawesi Selatan,” tutupnya. (drw)

Exit mobile version