MAKASSAR,UJUNGJARI.COM–Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan pemerintah provinsi Sulsel terus mempersiapkan dan memfasilitasi segala hal terkait rencana investasi Inggris yang akan membangun pabrik baterai di Bantaeng dengan nilai investasi Rp135 triliun.
“Jika investasi ini ada, pasti bakal ada instruksi dari pusat yang menjadi kewenangan provinsi dan kewenangan kabupaten,” ujar Kepala Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sulsel, Tri Mallombasi beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Tri mengaku hingga saat ini belum ada koordinasi dari BKPM terkait rencana pembangunan pabrik baterai. Dia mengaku masih menunggu instruksi langsung dari pusat.
Lebih lanjut, Tri menjelaskan bahwa rencana pembangunan pabrik baterai di Bantaeng akan dimulai pada September 2023. Menurutnya pembangunan tersebut akan dilakukan secara bertahap.
“Sesuai dengan pernyataan presiden itu ground breakingnya bulan September, jadi mungkin satu tahun dari September itu baru ada realisasi investasi. Tapi tidak langsung sebesar itu, pasti bertahap. Jadi mulai konstruksi sampai produksinya nanti,” katanya.
Sebelumnya Menteri Investasi, Bahlil Lahaladia menyebut Inggris akan membangun pabrik baterry cell dengan kapasitas 20 gigawatt di Bantaeng. Pembangunan pabrik dilakukan oleh perusahaan Inggris EVision, perusahaan Swiss Glencore, perusahaan Belgia Umicore, dan PT Antam dari Indonesia, dengan total investasinya kurang lebih sekitar US$ 9 miliar atau sekitar Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000).
Rencananya, pembangunan pabrik baterai itu akan dikebut di Bantaeng dan dibangun di kawasan industri dengan sumber energi bersih, tepatnya dengan energi tenaga angin.
“Investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, yang akan memakai tenaga angin di Sulawesi di Bantaeng. Ini segera akan kita lakukan, kemudian ada tambang nikelnya dari Papua dan prosesnya sekarang lagi berjalan,” papar Bahlil. (bs)