MAKASSAR, UJUNGJARI.COM — Penanganan anak jalanan, gelandangan dan pengemis (anjal gepeng) kerap menjadi sorotan. Begitu juga dengan kehadiran Pak Ogah yang menawarkan jasa untuk menyeberangkan kendaraan yang kerap ditemukan di u-turn atau pembelokan jalan yang cukup ramai.
Kehadiran mereka yang banyak dijumpai di perempatan jalan, khususnya di tempat yang ramai kerap menjadi keluhan warga.
Selain bisa mengganggu arus lalu lintas, mereka rawan terkena kecelakaan. Bukan itu saja, mereka juga dinilai mengganggu wajah kota.
Walaupun banyak dikeluhkan, kehadiran untuk mengais receh di jalan tidak pernah hilang. Walaupun berkali-kali sudah ditertibkan, beberapa hari selanjutnya, mereka muncul kembali.
Sementara itu, untuk meminimalisir kehadiran Pak Ogah di jalanan, Dinas Perhubungan memaksimalkan anggotanya untuk turun ke jalan. Khususnya saat jam-jam sibuk.
Khusus untuk penanganan Pak Ogah, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar, Aulia Arsyad mengimbau warga untuk tidak memberikan uang kepada mereka.
Menurutnya, jika warga memberikan yang kepada Pak Ogah, mereka akan merasa nyaman dengan apa yang telah dilakukan. Akibatnya, mereka merasa dibutuhkan dan malas mencari pekerjaan yang layak.
“Karena dengan memberikan upah, membuat mereka merasa nyaman dengan apa yang dilakukan. Mereka jadi malas mencari pekerjaan yang layak,” jelas Aulia.
Tak jarang, kelakuan Pak Ogah di jalan cukup meresahkan. Jika tidak diberi uang, mereka mengintimidasi pengendara, mengeluarkan kata-kata kasar, bahkan membaret kendaraan.
Aulia menegaskan, jika terjadi tindakan premanisme yang dilakukan oleh Pak Ogah, langsung laporkan ke pihak kepolisian. Atau segera hubungi nomor darurat milik Pemkot Makassar di layanan call centre 112 yang tidak dipungut biaya alias gratis. (rh)