Site icon Ujung Jari

NLR Gelar SUKA Goes to Campus, Aksi Nyata Mahasiswa Untuk Kusta

MAKASSAR, UJUNGJARI— Program Suara Untuk Indonesia Bebas dari Kusta( SUKA) digelar NLR bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin di ruang sidang Program Doktor Fakultas Kedokteran Unhas, Kamis(25/5).

Kegiatan SUKA Goes to Campus ini dilaksanakan untuk mendorong adanya gerakan kampus dalam mengeliminasi penyebaran penyakit kusta. Apalagi posisi Indonesia masih menempati peringkat ketiga dunia setelah India dan Brazil.

Untuk kasus kusta di Indonesia dengan jumlah kasus kusta tahunan antara 15.000 hingga 17.000. Kasus tersebut selama lebih dari satu dekade. Hal ini karena selain pengetahuan publik yang minim tentang penyakit menular ini, minat terhadap penyakit kusta di kalangan mahasiswa ilmu kesehatan tidak setinggi minat terhadap penyakit lainnya.

Peran akademisi (dunia kampus) merupakan salah satu unsur penting untuk mendukung Indonesia bebas kusta. Partisipasi dunia kampus sebagai agent of change/agen perubahan dalam mengatasi gap informasi kesehatan yang valid dan meningkatkan motivasi generasi muda dalam keterlibatannya pada isu kusta.

Oleh karena itu, NLR Indonesia bersama KBR dan Universitas Hasanudin Kota Makassar melakukan kegiatan SUKA Goes To Campus untuk meningkatkan pengetahuan warga kampus dan mendorong aksi nyata khususnya mahasiswa ilmu kesehatan tentang penyakit tropis terabaikan yang salah satunya adalah kusta.

Kegiatan ini bertopik “Aksi Nyata Mahasiswa untuk Kusta!”. Acara ini menghadirkan beberapa pembicara dan orang yang pernah mengalami kusta.

Aksi nyata ini menampilkan narasumber, Prof. Dr. Mochammad Hatta, Ph.D, SpMK (K), Guru Besar Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin. Ernawati, SKM, MKes, Sub.Koord Pengendalian Penyakit Menular dan Wasor Kusta Propinsi Sulawesi Selatan, dr. Riby Machmoed, MPH, Technical Advisor NLR Indonesia.Angga Yanuar, Inclusion and Disability Program Manager, NLR Indonesia. Ardiansyah, Orang Yang Pernah Mengalami Kusta dan Ketua PerMaTa Bulukumba.

Direktur Eksekutif NLR Indonesia, Asken Sinaga dalam sambutannya mengapresiasi pihak UNHAS, para pemateri dan peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini.

“Mahasiswa diharapkan sebagai agent of change, cendikiawan dan penggerak perubahan kearah yang lebih baik dapat meningkatkan motivasi dalam memberikan sumbangsih pada penanganan kusta di Indonesia melalui pengetahuan, penelitian, pengabdian dan pengembangan pada isu kusta yang komprehensif dan inovatif di era digital,” ujar Asken.

Kegiatan ini disiarkan pula melalui Youtube oleh NLR Indonesia and Radio Jaringan KBR sehingga memberi kesempatan sebanyak mungkin peserta untuk terlibat.

Lebih dari 50 mahasiswa mengikuti kegiatan ini. Diharapkan mereka dapat berpartisipasi aktif dalam menyebarluaskan informasi yang benar seputar kusta dan stigma.

Mahasiswa juga makin termotivasi untuk berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan dalam penanganan kusta melalui cara-cara yang kreatif dan berkesinambungan di era digital ini. Dan juga makin banyak mahasiswa ilmu kesehatan yang berminat bekerja untuk penyakit tropis terabaikan terutama kusta.

Kegiatan SUKA Goes To Campus merupakan rangkaian proyek SUKA (Suara untuk Indonesia Bebas dari Kusta) yang diinisiasi NLR Indonesia sejak 2021 untuk mengedukasi publik secara kontinyu tentang kusta dan konsekwensinya. Proyek ini menggandeng media, komunitas blogger, universitas, sektor swasta, organisasi profesi dan organisasi penyandang disabilitas.

Sementara itu Prof. Dr. Mochammad Hatta, Ph.D, SpMK (K), Guru Besar Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin dalam penjelasannya bahwa penyakit kusta itu bisa diobati namun memerlukan waktu yang lama. “Penyakit kusta adalah, penyakit infeksi dapat sembuh bila diobati,”ujarnya.

Menurutnya kegiatan yang bisa dilakukan adalah membuat seminar, penyuluhan dan pertemuan dengan masyarakat.

Berikan penjelasan yang tuntas dan jelas kepada tokoh masyarakat, Sarankan agar segera berobat. “Jadi kalau sudah ada gejala disarankan agar segera berobat,”ungkapnya.

NLR Indonesia merupakan sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan di Belanda pada 1967 untuk menanggulangi kusta dan konsekwensinya di seluruh dunia dengan tiga pendekatan yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas) dan zero exclusion (nihil eksklusi).

Saat ini NLR beroperasi di Mozambique, India, Nepal, Brazil dan Indonesia. Di Indonesia, NLR mulai bekerja pada tahun 1975 bersama Pemerintah Republik Indonesia. Pada 2018 NLR bertransformasi menjadi entitas nasional dengan maksud untuk membuat kerja-kerja organisasi menjadi lebih efektif dan efisien menuju Indonesia bebas dari kusta. Sama dengan Aliansi NLR Internasional, tagline NLR Indonesia adalah: Hingga kita bebas dari kusta. ( Udi)

Exit mobile version