SELAIN dorongan teman-teman guru besar dan dosen-dosen UIN Alauddin Makassar, pada dasarnya kita ingin mengawal dan melakukan kontinuitas kebijakan dan program di kanpus peradaban.
Demikian Prof Wahyuddin Naro, salah seorang calon Rektor yang berkhidmat ingin mengabdikan dirinya di kampus peradaban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
”Sebagai kampus Peradaban dan satker BLU, kita ingin supaya lebih berkemajuan,” ungkapnya saat diskusi lepas dengan beberapa dosen dan awak media.
Sehingga ada tahapan capaian sebagai kampus peradaban. Ide program baru supaya selalu terintegrasi pada kepemimpinan sebelumnya. Supaya tidak putus secara program besar. Tata kelola administrasi berkelanjutan di kampus merdeka.
”Bukan hanya atas dasar perasaan. Tapi bekerja atas nama regulasi di kampus merdeka belajar,” ungkap Prof WN.
Proses penghargaan warisan program pemimpin sebelumnya atau terdahulu. Misalnya ide pembangunan RS Pendidikan sebelumnya diawali dengan gagasan dan pembentukan fakultas kedokteran dan ilmu-ilmu Kesehatan di masa kepemimpinan Rektor Prof Ashar Arsyad dan Wareknya Prof. Qadir Gassing.
Prof Qadir Gassing saat Rektor dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Pendidikan, saat itu Warek II Prof Musafir Pababari, Baru di lanjutkan pembangunannya Rektor Prof Musafir dan Warek II Prof Lomba sultan. Hingga penyelesaian konstruksi gedung sebagai salah saru ikon megah berdiri di masa Rektor Prof Hamdan.
Selain itu, Perubahan dari IAIN ke UIN juga saat Prof Ashar Arsyad itu adalah integrasi keilmuan terbangun,
Ide perjuangan itu kita selalu ingat dan hargai dan harus berkelanjutan. Jadi, sebagai satker BLU kita berharap Rumah Sakit Pendidikan UIN Alauddin Makassar ke depan bisa menjadi penopang pendapatan BLU UIN Alauddin khususnya BLU non akademik. (*)